Rabu, 10 Februari 2016

Persepuluhan Alkitabiah dan Injili. Oleh Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K

BAB 3
PERTANYAAN KRITIS MENGENAI PERSEPULUHAN

Persepuluhan Alkitabiah dan Injili. Oleh Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K
Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K


A.     Benarkah persepuluhan Abraham dan Yakub tidak bersifat  Wajib...??
Beberapa dari penentang Persepuluhan  beranggapan bahwa Persepuluhan Abraham dan yakub tidak bersifat wajib.  Alasan  mereka adalah sebagai berikut :
 
1.      Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub  tidak bersifat wajib karena tidak berdasarkan pada Perintah Allah, melainkan hanya berdasarkan pada Tradisi yang   berlaku di  Mesopotamia pada waktu itu

2.      Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub tidak bersifat wajib karena hanya sekali tercatat dalam Alkitab.

3.       pemberian persepuluhan Yakub yang dikisahkan dalam kitab kejadian 28 : 10-22  tidak bersifat wajib karena yakub hanya akan memberikan persepuluhan jika Tuhan menolongnya. Yakub memberikan Persepuluhan bukan karena tuntutan  Hukum Allah.


Mari kita bahas hal ini satu persatu.
Pertama para penentang Persepuluhan  mengatakan pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub  tidak bersifat wajib karena  tidak berdasarkan pada Perintah Allah, melainkan hanya berdasarkan pada Tradisi yang berlaku di  Mesapotamia pada waktu itu. 
Hal yang mestinya di ingat oleh para penentang Persepuluhan adalah,  benar tidaknya  adanya Praktek “Persepuluhan” sebagai Perintah Allah pada masa Pra Taurat tidak  ditentukan oleh anggapan adanya Tradisi pemberian persepuluhan di tengah masyarakat Mesopotamia pada waktu itu,  melainkan pada masalah Legitimasi. Catatan Alkitab secara jelas mengatakan bahwa Melkisedek Imam Besar Allah menerima pemberian Persepuluhan dari Abraham, hal ini mengindikasikan bahwa Pemberian Persepuluhan Abraham dibenarkan oleh melkisedek sebagai Imam Besar Allah. Jika seandainya praktek pemberian persepuluhan merupakan bagian dari Tradisi Kafir  yang berlaku dimesapotamia pada waktu itu,  dan tidak berdasarkan pada kehendak dan perintah  Allah, maka sudah tentu  pemberian persepuluhan Abraham akan ditolak oleh Melkisedek.  Namun yang terjadi adalah sebaliknya, Melkisedek justru menerima pemberian persepuluhan dari Abraham yang tentu  dianggapnya  legal menurut Hukum Normatif Allah.  Jadi, sangat jelas bahwa walaupun Perintah untuk memberikan persepuluhan  tidak tersurat secara Eksplisit dimasa Pra Taurat, namun  hal itu  tersirat secara jelas melalui tindakan Melkisedek dalam melegitimasi/membenarkan pemberian Persepuluhan Abraham.


Yang  kedua, para Penentang persepuluhan mengatakan Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub tidak bersifat wajib karena hanya sekali di catat dalam Alkitab.
 Perlu  di ketahui bahwa  walaupun Alkitab hanya sekali menulis Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub,  hal tersebut  tidak memberi arti sedikitpun bahwa Abraham dan Yakub hanya sekali memberikan Persepuluhan. Contoh  sederhananya adalah,  jika kita menemukan dalam Injil yesus hanya sekali berdoa, apakah kemudian kita harus segera menyimpulkan bahwa Yesus hanya sekali berdoa...??  dan jika kita menemukan injil hanya sekali mencatat  yesus makan, apakah mungkin kita harus segera berkesimpulan bahwa yesus hanya sekali makan selama hidupnya sebagai  manusia.??  tentu tidak bukan..? karena tidak mungkin semua yang diperbuat yesus harus di tulis.  Perhatikan Ayat dibawah ini :

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. ( Yoh 21:25  )

Demikian pula dengan kisah pemberian persepuluhan Abraham dan yakub, Meski hanya sekali tercatat dalam Alkitab, hal tersebut tidak memberikan arti bahwa Abraham ataupun Yakub hanya sekali memberikan Persepuluhan semasa Hidup Mereka, karna tidak  mungkin semua yang dilakukan Abraham dan Yakub dalam hal memberi Persepuluhan harus di tulis dalam Alkitab. karena masing-masing Kitab memiliki Penekanan yang berbeda.
Untuk lebih meyakinkan kita bahwa Yakub tidak hanya sekali saja memberikan persepuluhan seperti yang dikatakan pegiat anti persepuluhan,  mari kita lihat ayat dibawah ini :

“ Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." ( Kejadian 28:20-22 )
      
         Dalam  ucapan Yakub pada ayat 22  mengatakan  “ Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."  Perhatikan  Kata akan selalu”, kata ini jelas bertentangan dengan pernyataan para pegiat anti persepuluhan yang mengatakan Yakub hanya sekali memberikan persepuluhan,  karena jelas Yakub berkomitmen untuk terus menerus memberikan persepuluhan pada Allah dalam segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya.
        Yang ketiga , para penentang persepuluhan mengatakan bahwa pemberian persepuluhan Yakub yang dikisahkan dalam kitab kejadian 28 : 10-22  tidak bersifat wajib karena yakub hanya akan memberikan persepuluhan kalau Tuhan akan menolongnya. Yakub memberikan Persepuluhan bukan karena tuntutan  Hukum Allah, melainkan pada perhitungan Bisnis.
Penafsiran seperti ini jelas sangat keliru, karena  tidak berdasarkan pada Analisa teks yang benar, dan  karena kurangnya pemahaman mengenai Teologi Proper.  Perlu diketahui bahwa Apa yang diucapkan  oleh Yakub sedikitpun tidak memberi indikasi bahwa pemberian Persepuluhan Yakub hanya berdasarkan perhitungan Bisnis, dan bukan berdasarkan pada Tuntutan Hukum Allah.  Yang Perlu dipahami adalah bahwa peristiwa Mimpi yakub di betel merupakan peristiwa penting dalam sejarah perjalan Iman Yakub. Melalui peristiwa Betel, yakub mendapatkan Pencerahan baru mengenai Allah yang sesungguhnya. Disinilah ( Betel )  pertama kali Allah menyatakan dirinya secara khusus kepada Yakub. memang benar  bahwa sebelum peristiwa Betel yakub  telah  memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada Allah , hal itu dibuktikan lewat keinginan besar yakub untuk mendapatkan Berkat Ilahi  dari Ishak Ayahnya. Namun disisi lain harus diakui  bahwa yakub tidak memiliki pengenalan yang benar terhadap Allah yang disembahnya. pemahaman Yakub tentang Allah masih terbilang samar, bahkan  masih terkontaminasi dengan paham dan kepercayaan yang berlaku saat itu, yakni mempercayai adanya banyak allah ( Politeisme ). Hal tersebut  disebabkan  karena sebelumnya Allah tidak pernah memperkenalkan Nama diri Allah secara spesifik.  Peristiwa Betel adalah peristiwa yang mengubah arah berpikir yakub tentang Allah yang sesungguhnya, karena disinilah Allah menyatakan Nama diri Allah kepada Yakub. Perhatikan Ayat dibawah ini :
TB :
“Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” ( Kejadian 28:12-13 )

Gen 28:12  וַֽיַּחֲלֹ֗ם וְהִנֵּ֤ה סֻלָּם֙ מֻצָּ֣ב אַ֔רְצָה וְרֹאשֹׁ֖ו מַגִּ֣יעַ הַשָּׁמָ֑יְמָה וְהִנֵּה֙ מַלְאֲכֵ֣י אֱלֹהִ֔ים עֹלִ֥ים וְיֹרְדִ֖ים בֹּֽו׃

    wayyaḥălōm wəhinnēh sullām muṣṣāḇ 'arəṣāh wərō'šô maggîʿa haššāmāyəmāh wəhinnēh malə'ăḵê 'ĕlōhîm ʿōlîm wəyōrəḏîm bô

Gen 28:13  וְהִנֵּ֨ה יְהוָ֜ה נִצָּ֣ב עָלָיו֮ וַיֹּאמַר֒ אֲנִ֣י יְהוָ֗ה אֱלֹהֵי֙ אַבְרָהָ֣ם אָבִ֔יךָ וֵאלֹהֵ֖י יִצְחָ֑ק הָאָ֗רֶץ אֲשֶׁ֤ר אַתָּה֙ שֹׁכֵ֣ב עָלֶ֔יהָ לְךָ֥ אֶתְּנֶ֖נָּה וּלְזַרְעֶֽךָ׃

    wəhinnēh yəhwāh niṣṣāḇ ʿālāyw wayyō'mar 'ănî yəhwāh 'ĕlōhê 'aḇərāhām 'āḇîḵā wē'lōhê yiṣəḥāq hā'āreṣ 'ăšer 'attāh šōḵēḇ ʿālệhā ləḵā 'ettənennāh ûləzarəʿeḵā


perlu di pahami bahwa LAI menterjemahkan “YAHWEH” dengan kata “TUHAN” yang semuanya terdiri dari Huruf Kapital. Sedangkan   “Elohim “ diterjemahkan menjadi  “Allah”. Kata “Elohim” yang diterjemahkan menjadi “Allah” dalam teks ini  bersifat Jamak, bukan Nama diri Allah melainkan Gelar/Predikat. Sedangkan kata “YAHWEH” yang diterjemahkan sebagai “TUHAN” (semuanya Huruf Kapital) merupakan nama diri Allah. Contohnya kata “Presiden Jokowi”, “Presiden” adalah sebutan Umum yang menunjuk pada Gelar, sedangkan  “Jokowi” adalah Nama diri dari sang Presiden.  Bila diterjemahkan dengan benar, maka kejadian 28:13 berbunyi :

Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah YAHWEH, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” ( Kejadian 28: 13 )

 Berdasarkan uraian diatas, Penulis hendak menjelaskan bahwa apa yang diucapkan Yakub didalam nasarnya tidak memiliki kaitan dengan adanya kemungkinan bahwa Yakub hanya akan memberikan Persepuluhan jika Tuhan menolong dia,  melainkan pengambilan sebuah sikap dengan membangun sebuah “Komitmen”  untuk  menjadikan TUHAN  (YAHWEH) sebagai Allahnya . Adalah hal yang sangat mungkin  bahwa sebelum peristiwa Betel  Yakub telah sering memberikan persepuluhan karena diajarkan oleh Ishak Ayahnya.  Kita tau bahwa Abraham  Orang yang pertama kali dicatat dalam Alkitab yang memberikan Persepuluhannya (Kejadian 14:20), sehingga sangat mungkin Abraham mengajarkan hal tersebut kepada Ishak Anaknya,  dan selanjutnya Ishak mengajarkan hal tersebut  kepada Yakub anaknya. Karena bila dianalisa dengan baik kalimat Yakub,  terlihat jelas bahwa Persepuluhan bukan hal yang baru bagi Yakub. Karena itu penulis berkeyakinan bahwa sebelum peristiwa Betel Yakub telah sering mempraktekan Persepuluhan, hanya saja bagi  Yakub apa yang dilakukannya (Pemberian Persepuluhan) tidak berdasarkan pada Iman yang benar  karena masih terkontaminasi dengan Politeisme, dimana Allah tidak dikenalnya dengan benar melainkan Samar, Namun Ketika Tuhan menempakan diri dan memperkenalkan Nama dirinya secara jelas, maka Yakub berjanji akan menjadikan TUHAN (YAHWEH)   sebagai Allahnya, dan memberikan persepuluhannya  kepada Allah yang menyatakan diri kepadanya.



B.     Bagaimana Rumusan Perhitungan Persepuluhan

Pada Prinsipnya pemberian Persepuluhan adalah 10% dari total pendapatan/ hasil  yang kita dapat.  Misalnya jika kita mendapatkan berkat Rp. 1.000.000 (Satu Juta Rupiah), maka Persepuluhan yang harus kita berikan adalah Rp. 100.000 (Seratus Ribuh Rupiah) dan jika kita seorang peternak Kambing lalu kemudian Kambing kita ber’anak 10 Ekor Anak Kambing, Maka yang harus kita berikan sebagai Persepuluhan adalah 1 Ekor Anak Kambing. Perhatikan ayat dibawah ini :

                Imamat  27:32  (Terjemahan Baru) :
Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.  
                       
Im 27:32   (Terjemahan Ibrani)
וְכָל־מַעְשַׂ֤ר בָּקָר֙ וָצֹ֔אן כֹּ֥ל אֲשֶׁר־יַעֲבֹ֖ר תַּ֣חַת הַשָּׁ֑בֶט הָֽעֲשִׂירִ֕י יִֽהְיֶה־קֹּ֖דֶשׁ לַֽיהוָֽה׃
    wəḵāl-maʿəśar bāqār wāṣō'n kōl 'ăšer-yaʿăḇōr taḥaṯ haššāḇeṭ hāʿăśîrî yihəyeh-qqōḏeš layhwāh

  hasil ternak kita bertambah 10 EkorPertanyaan ini sering dilontarkan oleh Para Penentang Persepuluhan, yang bagi Penulis sendiri , pertanyaan ini terkesan terlalu  mengada-ada. Jika cara Perhitungan Persepuluhan kemudian dipermasalahkan, maka yang digugat oleh mereka (Penentang Persepuluhan) bukan hanya soal Relevan atau tidaknya penerapan Persepuluhan dalam  Gereja, melainkan juga, Logis atau tidaknya Perintah Persepuluhan itu sendiri 
Untuk menunjukan ketidak logisan dalam Perhitungan Persepuluhan, beberapa dari penentang Persepuluhan kemudian memberikan Contoh Kasus sebagai berikut :

Gambaran/Contoh Kasus Pertama :
-          Jika Pak Andi memiliki 2 Ekor Domba betina, dan beberapa bulan kemudian secara bersamaan kedua Domba tersebut ber’anak, dan jumlah Anak Domba tersebut adalah 17 Ekor Anak Domba, maka berapa Ekor Anak Dombakah yang harus diberikan Persepuluhan..??

Gambaran/Contoh Kasus Kedua :
-          Jika dalam seminggu Pak Andi mendapatkan Keuntungan dari hasil Usahanya  sebesar Rp.2.530.200 (Dua Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Dua Ratus Rupiah maka persepuluhan yang harus diberikan seharusnya adalah Rp.253.020 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Dua Puluh Rupiah)  maka dari manakah kita bisa mendapatkan pecahan dua Puluh Rupiah...??

Gambaran atau Contoh kasus diatas jelas tidak didasari oleh pemahaman yang benar mengenai Persepuluhan. harus di ingat bahwa jumlah 10% yang harus kita berikan dari seluruh penghasilan yang kita dapat merupakan perhitungan Minimalnya. Maka jika persepuluhan yang seharusnya kita berikan berjumlah  Rp. 253.020 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Dua Puluh Rupiah) tidak ada salahnya jika kemudian  kita memberikanya menjadi Rp.254.000 (Dua Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah) kita tidak harus dibingungkan untuk mencari 20 Rupiahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar