Kamis, 11 Februari 2016

Berbagi Kasih

Dalam banyak budaya, sering kali seseorang yang memberi itu dianggap orang kaya, sementara kepada orang miskin tentulah tidak bisa memberi. Pola pikir seperti ini sangat tidak baik. Alkitab mengajarkan bahwa kasih bersifat memberi. Allah Bapa sendiri menyatakan kasih-Nya yang teramat besar bagi dunia ini dengan memberikan Yesus Kristus untuk mati ganti kita, manusia berdosa agar kita boleh diselamatkan. Orang yang sungguh telah mengalami betapa besarnya berkat pemberian Allah, yaitu Yesus Kristus, dalam hidupnya tahu apa artinya memberi bagi pekerjaan Tuhan.

Alkitab menyaksikan bahwa ketika Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki dan banyak lagi wanita dan anak-anak, yang memberikan kepada-Nya lima ketuk roti dan dua ekor ikan adalah seorang anak kecil. Pemberiannya mungkin remeh dan tidak berarti dalam pandangan banyak orang, namun di dalam tangan Tuhan, pemberiannya menjadi berkat bagi ribuan orang. Pemberian yang kecil namun diberikan dengan tulus dan jujur. Bukan masalah besar dan kecilnya pemberian kita, tetapi bagaimana sikap hati kita memberikannya kepada Tuhan.

Janda miskin yang diceritakan dalam Lukas 21:41-44 dipuji Tuhan Yesus bukan karena jumlah persembahannya yang besar, tetapi karena ia memberi dari kekurangannya. Dalam pandangan Tuhan Yesus, janda itu memberikan jauh lebih banyak daipada semua orang yang memasukan uang ke dalam peti persembahan (Lukas 21:4). Ada orang Kristen yang takut miskin dan kekurangan jikalau ia memberi. Orang yang demikian belum menghayati kasih Allah yang bersifat memberi, karenanya sampai kapanpun, orang tersebut tidak akan mengalami berkat memberi dan hidup yang berkelimpahan.

"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan" (Amsal 11:24). Memberi untuk pekerjaan Tuhan tidak harus menunggu sampai kaya atau berkecukupan. Memberi jika dimulai dari hati yang mengasihi Tuhan, pastilah tidak "main hitung-hitungan" dengan Tuhan, tidak kikir (Amsal 28:22). Orang yang kikir adalah orang yang mencintai unag. Orang yang hati dan pikirannya telah diubah oleh kekuatan kuasa Roh Kudus, maka ia akan menjadi seseorang pemurah untuk pekerjaan Kerajaan Allah.


Dalam Perjanjian Lama, ada kisah Hana yang mempersembahkan Samuel. Ia bukan memberikan Samuel kepada Tuhan, tetapi mengembalikan apa yang Tuhan telah berikan kepadanya. Hana bukan memberi yang dipunyainya, tetapi mengembalikan apa yang memang berasal dari Tuhan (1 Samuel 1:27-28). Dalam Alkitab, banyak tokoh yang kaya seperti Abraham, Daud, Salomo, dan Ayub. Tidak salah jika orang percaya menjaddi kaya. dalam 1 Yohanes 3:17 berkata: "Barang siapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya"

BACA JUGA :






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar