BAB 3
PERTANYAAN KRITIS MENGENAI
PERSEPULUHAN
 |
Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K |
A. Benarkah
persepuluhan Abraham dan Yakub tidak bersifat Wajib...??
Beberapa dari penentang Persepuluhan
beranggapan bahwa Persepuluhan Abraham dan yakub tidak bersifat wajib. Alasan mereka
adalah sebagai berikut :
1.
Pemberian Persepuluhan
Abraham dan Yakub tidak bersifat
wajib karena tidak berdasarkan pada Perintah Allah, melainkan hanya berdasarkan
pada Tradisi yang berlaku di Mesopotamia pada waktu itu
2.
Pemberian Persepuluhan
Abraham dan Yakub tidak bersifat wajib karena hanya sekali tercatat
dalam Alkitab.
3.
pemberian
persepuluhan Yakub yang dikisahkan dalam kitab kejadian 28 : 10-22 tidak bersifat wajib karena yakub hanya akan
memberikan persepuluhan jika Tuhan menolongnya. Yakub memberikan Persepuluhan
bukan karena tuntutan Hukum Allah.
Mari kita bahas hal ini satu
persatu.
Pertama para penentang Persepuluhan mengatakan pemberian Persepuluhan Abraham dan Yakub tidak bersifat wajib karena tidak berdasarkan pada Perintah Allah,
melainkan hanya berdasarkan pada Tradisi yang berlaku di Mesapotamia pada waktu itu.
Hal yang mestinya di ingat oleh para
penentang Persepuluhan adalah, benar
tidaknya adanya Praktek “Persepuluhan”
sebagai Perintah Allah pada masa Pra Taurat tidak ditentukan oleh anggapan adanya Tradisi
pemberian persepuluhan di tengah masyarakat Mesopotamia pada waktu itu, melainkan pada masalah Legitimasi. Catatan Alkitab
secara jelas mengatakan bahwa Melkisedek Imam Besar Allah menerima pemberian
Persepuluhan dari Abraham, hal ini mengindikasikan bahwa Pemberian Persepuluhan
Abraham dibenarkan oleh melkisedek sebagai Imam Besar Allah. Jika seandainya
praktek pemberian persepuluhan merupakan bagian dari Tradisi Kafir yang berlaku dimesapotamia pada waktu
itu, dan tidak berdasarkan pada kehendak
dan perintah Allah, maka sudah tentu pemberian persepuluhan Abraham akan ditolak
oleh Melkisedek. Namun yang terjadi
adalah sebaliknya, Melkisedek justru menerima pemberian persepuluhan dari
Abraham yang tentu dianggapnya legal menurut Hukum Normatif Allah. Jadi, sangat jelas bahwa walaupun Perintah
untuk memberikan persepuluhan tidak
tersurat secara Eksplisit dimasa Pra Taurat, namun hal itu
tersirat secara jelas melalui tindakan Melkisedek dalam melegitimasi/membenarkan
pemberian Persepuluhan Abraham.
Yang
kedua, para Penentang persepuluhan mengatakan Pemberian
Persepuluhan Abraham dan Yakub tidak
bersifat wajib karena hanya sekali di catat dalam Alkitab.
Perlu
di ketahui bahwa walaupun Alkitab
hanya sekali menulis Pemberian Persepuluhan
Abraham dan Yakub, hal tersebut tidak memberi arti sedikitpun bahwa Abraham
dan Yakub hanya sekali memberikan Persepuluhan. Contoh sederhananya adalah, jika kita menemukan dalam Injil yesus hanya
sekali berdoa, apakah kemudian kita harus segera menyimpulkan bahwa Yesus hanya
sekali berdoa...?? dan jika kita menemukan
injil hanya sekali mencatat yesus makan,
apakah mungkin kita harus segera berkesimpulan bahwa yesus hanya sekali makan
selama hidupnya sebagai manusia.?? tentu tidak bukan..? karena tidak mungkin
semua yang diperbuat yesus harus di tulis. Perhatikan Ayat dibawah ini :
Masih banyak
hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus
dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab
yang harus ditulis itu. ( Yoh 21:25 )
Demikian pula dengan kisah pemberian
persepuluhan Abraham dan yakub, Meski hanya sekali tercatat dalam Alkitab, hal
tersebut tidak memberikan arti bahwa Abraham ataupun Yakub hanya sekali
memberikan Persepuluhan semasa Hidup Mereka, karna tidak mungkin semua yang dilakukan Abraham dan Yakub
dalam hal memberi Persepuluhan harus di tulis dalam Alkitab. karena
masing-masing Kitab memiliki Penekanan yang berbeda.
Untuk lebih meyakinkan kita bahwa Yakub tidak hanya sekali saja memberikan
persepuluhan seperti yang dikatakan pegiat anti persepuluhan, mari kita lihat ayat dibawah ini :
“ Lalu
bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di
jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian
untuk dipakai,
sehingga aku
selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu
yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." ( Kejadian 28:20-22 )
Dalam ucapan Yakub pada ayat 22 mengatakan
“ Dari segala sesuatu yang Engkau
berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." Perhatikan
Kata ” akan selalu”, kata ini jelas bertentangan dengan pernyataan
para pegiat anti persepuluhan yang mengatakan Yakub hanya sekali memberikan
persepuluhan, karena jelas Yakub
berkomitmen untuk terus menerus memberikan persepuluhan pada Allah dalam segala
sesuatu yang diberikan Allah kepadanya.
Yang ketiga , para penentang persepuluhan
mengatakan bahwa pemberian persepuluhan Yakub yang dikisahkan dalam kitab
kejadian 28 : 10-22 tidak bersifat wajib
karena yakub hanya akan memberikan persepuluhan kalau Tuhan akan menolongnya.
Yakub memberikan Persepuluhan bukan karena tuntutan Hukum Allah, melainkan pada perhitungan
Bisnis.
Penafsiran seperti ini jelas sangat
keliru, karena tidak berdasarkan pada
Analisa teks yang benar, dan karena kurangnya
pemahaman mengenai Teologi Proper. Perlu
diketahui bahwa Apa yang diucapkan oleh
Yakub sedikitpun tidak memberi indikasi bahwa pemberian Persepuluhan Yakub
hanya berdasarkan perhitungan Bisnis, dan bukan berdasarkan pada Tuntutan Hukum
Allah. Yang Perlu dipahami adalah bahwa
peristiwa Mimpi yakub di betel merupakan peristiwa penting dalam sejarah
perjalan Iman Yakub. Melalui peristiwa Betel, yakub mendapatkan Pencerahan baru
mengenai Allah yang sesungguhnya. Disinilah ( Betel ) pertama kali Allah menyatakan dirinya secara
khusus kepada Yakub. memang benar bahwa sebelum
peristiwa Betel yakub telah memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada Allah
, hal itu dibuktikan lewat keinginan besar yakub untuk mendapatkan Berkat
Ilahi dari Ishak Ayahnya. Namun disisi
lain harus diakui bahwa yakub tidak
memiliki pengenalan yang benar terhadap Allah yang disembahnya. pemahaman Yakub
tentang Allah masih terbilang samar, bahkan masih terkontaminasi dengan paham dan
kepercayaan yang berlaku saat itu, yakni mempercayai adanya banyak allah (
Politeisme ). Hal tersebut disebabkan
karena sebelumnya Allah tidak pernah memperkenalkan Nama diri Allah
secara spesifik. Peristiwa Betel adalah
peristiwa yang mengubah arah berpikir yakub tentang Allah yang sesungguhnya,
karena disinilah Allah menyatakan Nama diri Allah kepada Yakub. Perhatikan Ayat
dibawah ini :
TB :
“Maka
bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di
langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman:
"Akulah TUHAN, Allah Abraham,
nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan
kepadamu dan kepada keturunanmu.” ( Kejadian 28:12-13 )
Gen 28:12 וַֽיַּחֲלֹ֗ם וְהִנֵּ֤ה סֻלָּם֙
מֻצָּ֣ב אַ֔רְצָה וְרֹאשֹׁ֖ו מַגִּ֣יעַ הַשָּׁמָ֑יְמָה וְהִנֵּה֙ מַלְאֲכֵ֣י
אֱלֹהִ֔ים עֹלִ֥ים וְיֹרְדִ֖ים בֹּֽו׃
wayyaḥălōm wəhinnēh sullām muṣṣāḇ 'arəṣāh wərō'šô maggîʿa haššāmāyəmāh wəhinnēh
malə'ăḵê 'ĕlōhîm ʿōlîm wəyōrəḏîm bô
Gen 28:13 וְהִנֵּ֨ה
יְהוָ֜ה נִצָּ֣ב עָלָיו֮ וַיֹּאמַר֒ אֲנִ֣י יְהוָ֗ה אֱלֹהֵי֙ אַבְרָהָ֣ם אָבִ֔יךָ
וֵאלֹהֵ֖י יִצְחָ֑ק הָאָ֗רֶץ אֲשֶׁ֤ר אַתָּה֙ שֹׁכֵ֣ב עָלֶ֔יהָ לְךָ֥ אֶתְּנֶ֖נָּה
וּלְזַרְעֶֽךָ׃
wəhinnēh yəhwāh niṣṣāḇ ʿālāyw wayyō'mar 'ănî yəhwāh 'ĕlōhê 'aḇərāhām 'āḇîḵā
wē'lōhê yiṣəḥāq hā'āreṣ 'ăšer 'attāh šōḵēḇ ʿālệhā ləḵā 'ettənennāh ûləzarəʿeḵā
perlu di pahami bahwa LAI menterjemahkan “YAHWEH” dengan kata “TUHAN” yang
semuanya terdiri dari Huruf Kapital. Sedangkan
“Elohim “ diterjemahkan menjadi
“Allah”. Kata “Elohim” yang diterjemahkan menjadi “Allah” dalam teks
ini bersifat Jamak, bukan Nama diri
Allah melainkan Gelar/Predikat. Sedangkan kata “YAHWEH” yang diterjemahkan
sebagai “TUHAN” (semuanya Huruf Kapital) merupakan nama diri Allah. Contohnya
kata “Presiden Jokowi”, “Presiden” adalah sebutan Umum yang menunjuk pada
Gelar, sedangkan “Jokowi” adalah Nama
diri dari sang Presiden. Bila
diterjemahkan dengan benar, maka kejadian 28:13 berbunyi :
Berdirilah
TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah
YAHWEH, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau
berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” (
Kejadian 28: 13 )
Berdasarkan uraian diatas, Penulis
hendak menjelaskan bahwa apa yang diucapkan Yakub didalam nasarnya tidak
memiliki kaitan dengan adanya kemungkinan bahwa Yakub hanya akan memberikan
Persepuluhan jika Tuhan menolong dia,
melainkan pengambilan sebuah sikap dengan membangun sebuah
“Komitmen” untuk menjadikan TUHAN (YAHWEH) sebagai Allahnya . Adalah hal yang
sangat mungkin bahwa sebelum peristiwa
Betel Yakub telah sering memberikan
persepuluhan karena diajarkan oleh Ishak Ayahnya. Kita tau bahwa Abraham Orang yang pertama kali dicatat dalam Alkitab
yang memberikan Persepuluhannya (Kejadian 14:20), sehingga sangat mungkin Abraham
mengajarkan hal tersebut kepada Ishak Anaknya,
dan selanjutnya Ishak mengajarkan hal tersebut kepada Yakub anaknya. Karena bila dianalisa
dengan baik kalimat Yakub, terlihat
jelas bahwa Persepuluhan bukan hal yang baru bagi Yakub. Karena itu penulis
berkeyakinan bahwa sebelum peristiwa Betel Yakub telah sering mempraktekan
Persepuluhan, hanya saja bagi Yakub apa
yang dilakukannya (Pemberian Persepuluhan) tidak berdasarkan pada Iman yang
benar karena masih terkontaminasi dengan
Politeisme, dimana Allah tidak dikenalnya dengan benar melainkan Samar, Namun
Ketika Tuhan menempakan diri dan memperkenalkan Nama dirinya secara jelas, maka
Yakub berjanji akan menjadikan TUHAN (YAHWEH) sebagai Allahnya, dan memberikan
persepuluhannya kepada Allah yang
menyatakan diri kepadanya.
B.
Bagaimana Rumusan Perhitungan Persepuluhan
Pada Prinsipnya
pemberian Persepuluhan adalah 10% dari total pendapatan/ hasil yang kita dapat. Misalnya jika kita mendapatkan berkat Rp.
1.000.000 (Satu Juta Rupiah), maka Persepuluhan yang harus kita berikan adalah
Rp. 100.000 (Seratus Ribuh Rupiah) dan jika kita seorang peternak Kambing lalu
kemudian Kambing kita ber’anak 10 Ekor Anak Kambing, Maka yang harus kita
berikan sebagai Persepuluhan adalah 1 Ekor Anak Kambing. Perhatikan ayat
dibawah ini :
Imamat 27:32
(Terjemahan Baru) :
Mengenai segala
persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala
yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh
harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.
Im 27:32 (Terjemahan Ibrani)
וְכָל־מַעְשַׂ֤ר
בָּקָר֙ וָצֹ֔אן כֹּ֥ל אֲשֶׁר־יַעֲבֹ֖ר תַּ֣חַת הַשָּׁ֑בֶט הָֽעֲשִׂירִ֕י
יִֽהְיֶה־קֹּ֖דֶשׁ לַֽיהוָֽה׃
wəḵāl-maʿəśar bāqār wāṣō'n kōl 'ăšer-yaʿăḇōr taḥaṯ haššāḇeṭ hāʿăśîrî yihəyeh-qqōḏeš
layhwāh
hasil ternak kita bertambah 10 EkorPertanyaan
ini sering dilontarkan oleh Para Penentang Persepuluhan, yang bagi Penulis
sendiri , pertanyaan ini terkesan terlalu
mengada-ada. Jika cara Perhitungan Persepuluhan kemudian
dipermasalahkan, maka yang digugat oleh mereka (Penentang Persepuluhan) bukan
hanya soal Relevan atau tidaknya penerapan Persepuluhan dalam Gereja, melainkan juga, Logis atau tidaknya
Perintah Persepuluhan itu sendiri
Untuk menunjukan
ketidak logisan dalam Perhitungan Persepuluhan, beberapa dari penentang
Persepuluhan kemudian memberikan Contoh Kasus sebagai berikut :
Gambaran/Contoh Kasus Pertama :
-
Jika Pak Andi memiliki 2 Ekor Domba betina, dan
beberapa bulan kemudian secara bersamaan kedua Domba tersebut ber’anak, dan
jumlah Anak Domba tersebut adalah 17 Ekor Anak Domba, maka berapa Ekor Anak
Dombakah yang harus diberikan Persepuluhan..??
Gambaran/Contoh Kasus Kedua :
-
Jika dalam seminggu Pak Andi mendapatkan Keuntungan
dari hasil Usahanya sebesar Rp.2.530.200
(Dua Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Dua Ratus Rupiah maka persepuluhan yang
harus diberikan seharusnya adalah Rp.253.020 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu
Dua Puluh Rupiah) maka dari manakah kita
bisa mendapatkan pecahan dua Puluh Rupiah...??
Gambaran atau Contoh
kasus diatas jelas tidak didasari oleh pemahaman yang benar mengenai
Persepuluhan. harus di ingat bahwa jumlah 10% yang harus kita berikan dari
seluruh penghasilan yang kita dapat merupakan perhitungan Minimalnya. Maka jika
persepuluhan yang seharusnya kita berikan berjumlah Rp. 253.020 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu
Dua Puluh Rupiah) tidak ada salahnya jika kemudian kita memberikanya menjadi Rp.254.000 (Dua
Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah) kita tidak harus dibingungkan untuk mencari
20 Rupiahnya.