Jumat, 19 Februari 2016

Ibadah Gabungan Jemaat "Efrata" dan "Sekinah" Tatengesan

Ibadah Gabungan Jemaat "Efrata" dan "Sekinah" Tatengesan dalam rangka Syukuran HUT 73 Ibu Pdt. Femi Pangerapaan-Sambur (Gembala GPdI Efrata), dan Syukuran 9 Tahun Pelayanan Penggembalaan "Sekinah" Tatengesan yang digembalakan Oleh Pdt. Heski Rori S.Th (Ketua Majelis Wilayah Pusomaen).
Adapun yang menjadi pembicara dalam Ibadah Syukuran ini adalah Pdt.Ricky Ondang S.Th. dengan Topik utama "oleh karena kita berharga dimata Tuhan".
berdasarkan pantauan Tribune Gpdi,, Acara ini terbilang cukup meriah, karena selain dihadiri oleh Jemaat dari berbagai Desa sekitar yang terdiri dari berbagai Denominasi Gereja, hadir pula Hukum Tua bahkan Gembala-gembala GPdI dari beberapa wilayah yang tergabung dalam "Rukun Kawanan Gembala" (RKG).
Acara tersebut dilaksanakan di BPU Tatengesan....






















Kamis, 11 Februari 2016

Berbagi Kasih

Dalam banyak budaya, sering kali seseorang yang memberi itu dianggap orang kaya, sementara kepada orang miskin tentulah tidak bisa memberi. Pola pikir seperti ini sangat tidak baik. Alkitab mengajarkan bahwa kasih bersifat memberi. Allah Bapa sendiri menyatakan kasih-Nya yang teramat besar bagi dunia ini dengan memberikan Yesus Kristus untuk mati ganti kita, manusia berdosa agar kita boleh diselamatkan. Orang yang sungguh telah mengalami betapa besarnya berkat pemberian Allah, yaitu Yesus Kristus, dalam hidupnya tahu apa artinya memberi bagi pekerjaan Tuhan.

Alkitab menyaksikan bahwa ketika Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki dan banyak lagi wanita dan anak-anak, yang memberikan kepada-Nya lima ketuk roti dan dua ekor ikan adalah seorang anak kecil. Pemberiannya mungkin remeh dan tidak berarti dalam pandangan banyak orang, namun di dalam tangan Tuhan, pemberiannya menjadi berkat bagi ribuan orang. Pemberian yang kecil namun diberikan dengan tulus dan jujur. Bukan masalah besar dan kecilnya pemberian kita, tetapi bagaimana sikap hati kita memberikannya kepada Tuhan.

Janda miskin yang diceritakan dalam Lukas 21:41-44 dipuji Tuhan Yesus bukan karena jumlah persembahannya yang besar, tetapi karena ia memberi dari kekurangannya. Dalam pandangan Tuhan Yesus, janda itu memberikan jauh lebih banyak daipada semua orang yang memasukan uang ke dalam peti persembahan (Lukas 21:4). Ada orang Kristen yang takut miskin dan kekurangan jikalau ia memberi. Orang yang demikian belum menghayati kasih Allah yang bersifat memberi, karenanya sampai kapanpun, orang tersebut tidak akan mengalami berkat memberi dan hidup yang berkelimpahan.

"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan" (Amsal 11:24). Memberi untuk pekerjaan Tuhan tidak harus menunggu sampai kaya atau berkecukupan. Memberi jika dimulai dari hati yang mengasihi Tuhan, pastilah tidak "main hitung-hitungan" dengan Tuhan, tidak kikir (Amsal 28:22). Orang yang kikir adalah orang yang mencintai unag. Orang yang hati dan pikirannya telah diubah oleh kekuatan kuasa Roh Kudus, maka ia akan menjadi seseorang pemurah untuk pekerjaan Kerajaan Allah.


Dalam Perjanjian Lama, ada kisah Hana yang mempersembahkan Samuel. Ia bukan memberikan Samuel kepada Tuhan, tetapi mengembalikan apa yang Tuhan telah berikan kepadanya. Hana bukan memberi yang dipunyainya, tetapi mengembalikan apa yang memang berasal dari Tuhan (1 Samuel 1:27-28). Dalam Alkitab, banyak tokoh yang kaya seperti Abraham, Daud, Salomo, dan Ayub. Tidak salah jika orang percaya menjaddi kaya. dalam 1 Yohanes 3:17 berkata: "Barang siapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya"

BACA JUGA :






















Rabu, 10 Februari 2016

Persepuluhan Alkitabiah dan Injili. Oleh Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K

BAB 3
PERTANYAAN KRITIS MENGENAI PERSEPULUHAN

Persepuluhan Alkitabiah dan Injili. Oleh Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K
Pdt. Frangky Kiki Palohon M.Pd.K


A.     Benarkah persepuluhan Abraham dan Yakub tidak bersifat  Wajib...??
Beberapa dari penentang Persepuluhan  beranggapan bahwa Persepuluhan Abraham dan yakub tidak bersifat wajib.  Alasan  mereka adalah sebagai berikut :
 
1.      Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub  tidak bersifat wajib karena tidak berdasarkan pada Perintah Allah, melainkan hanya berdasarkan pada Tradisi yang   berlaku di  Mesopotamia pada waktu itu

2.      Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub tidak bersifat wajib karena hanya sekali tercatat dalam Alkitab.

3.       pemberian persepuluhan Yakub yang dikisahkan dalam kitab kejadian 28 : 10-22  tidak bersifat wajib karena yakub hanya akan memberikan persepuluhan jika Tuhan menolongnya. Yakub memberikan Persepuluhan bukan karena tuntutan  Hukum Allah.


Mari kita bahas hal ini satu persatu.
Pertama para penentang Persepuluhan  mengatakan pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub  tidak bersifat wajib karena  tidak berdasarkan pada Perintah Allah, melainkan hanya berdasarkan pada Tradisi yang berlaku di  Mesapotamia pada waktu itu. 
Hal yang mestinya di ingat oleh para penentang Persepuluhan adalah,  benar tidaknya  adanya Praktek “Persepuluhan” sebagai Perintah Allah pada masa Pra Taurat tidak  ditentukan oleh anggapan adanya Tradisi pemberian persepuluhan di tengah masyarakat Mesopotamia pada waktu itu,  melainkan pada masalah Legitimasi. Catatan Alkitab secara jelas mengatakan bahwa Melkisedek Imam Besar Allah menerima pemberian Persepuluhan dari Abraham, hal ini mengindikasikan bahwa Pemberian Persepuluhan Abraham dibenarkan oleh melkisedek sebagai Imam Besar Allah. Jika seandainya praktek pemberian persepuluhan merupakan bagian dari Tradisi Kafir  yang berlaku dimesapotamia pada waktu itu,  dan tidak berdasarkan pada kehendak dan perintah  Allah, maka sudah tentu  pemberian persepuluhan Abraham akan ditolak oleh Melkisedek.  Namun yang terjadi adalah sebaliknya, Melkisedek justru menerima pemberian persepuluhan dari Abraham yang tentu  dianggapnya  legal menurut Hukum Normatif Allah.  Jadi, sangat jelas bahwa walaupun Perintah untuk memberikan persepuluhan  tidak tersurat secara Eksplisit dimasa Pra Taurat, namun  hal itu  tersirat secara jelas melalui tindakan Melkisedek dalam melegitimasi/membenarkan pemberian Persepuluhan Abraham.


Yang  kedua, para Penentang persepuluhan mengatakan Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub tidak bersifat wajib karena hanya sekali di catat dalam Alkitab.
 Perlu  di ketahui bahwa  walaupun Alkitab hanya sekali menulis Pemberian Persepuluhan  Abraham dan Yakub,  hal tersebut  tidak memberi arti sedikitpun bahwa Abraham dan Yakub hanya sekali memberikan Persepuluhan. Contoh  sederhananya adalah,  jika kita menemukan dalam Injil yesus hanya sekali berdoa, apakah kemudian kita harus segera menyimpulkan bahwa Yesus hanya sekali berdoa...??  dan jika kita menemukan injil hanya sekali mencatat  yesus makan, apakah mungkin kita harus segera berkesimpulan bahwa yesus hanya sekali makan selama hidupnya sebagai  manusia.??  tentu tidak bukan..? karena tidak mungkin semua yang diperbuat yesus harus di tulis.  Perhatikan Ayat dibawah ini :

Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. ( Yoh 21:25  )

Demikian pula dengan kisah pemberian persepuluhan Abraham dan yakub, Meski hanya sekali tercatat dalam Alkitab, hal tersebut tidak memberikan arti bahwa Abraham ataupun Yakub hanya sekali memberikan Persepuluhan semasa Hidup Mereka, karna tidak  mungkin semua yang dilakukan Abraham dan Yakub dalam hal memberi Persepuluhan harus di tulis dalam Alkitab. karena masing-masing Kitab memiliki Penekanan yang berbeda.
Untuk lebih meyakinkan kita bahwa Yakub tidak hanya sekali saja memberikan persepuluhan seperti yang dikatakan pegiat anti persepuluhan,  mari kita lihat ayat dibawah ini :

“ Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." ( Kejadian 28:20-22 )
      
         Dalam  ucapan Yakub pada ayat 22  mengatakan  “ Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."  Perhatikan  Kata akan selalu”, kata ini jelas bertentangan dengan pernyataan para pegiat anti persepuluhan yang mengatakan Yakub hanya sekali memberikan persepuluhan,  karena jelas Yakub berkomitmen untuk terus menerus memberikan persepuluhan pada Allah dalam segala sesuatu yang diberikan Allah kepadanya.
        Yang ketiga , para penentang persepuluhan mengatakan bahwa pemberian persepuluhan Yakub yang dikisahkan dalam kitab kejadian 28 : 10-22  tidak bersifat wajib karena yakub hanya akan memberikan persepuluhan kalau Tuhan akan menolongnya. Yakub memberikan Persepuluhan bukan karena tuntutan  Hukum Allah, melainkan pada perhitungan Bisnis.
Penafsiran seperti ini jelas sangat keliru, karena  tidak berdasarkan pada Analisa teks yang benar, dan  karena kurangnya pemahaman mengenai Teologi Proper.  Perlu diketahui bahwa Apa yang diucapkan  oleh Yakub sedikitpun tidak memberi indikasi bahwa pemberian Persepuluhan Yakub hanya berdasarkan perhitungan Bisnis, dan bukan berdasarkan pada Tuntutan Hukum Allah.  Yang Perlu dipahami adalah bahwa peristiwa Mimpi yakub di betel merupakan peristiwa penting dalam sejarah perjalan Iman Yakub. Melalui peristiwa Betel, yakub mendapatkan Pencerahan baru mengenai Allah yang sesungguhnya. Disinilah ( Betel )  pertama kali Allah menyatakan dirinya secara khusus kepada Yakub. memang benar  bahwa sebelum peristiwa Betel yakub  telah  memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada Allah , hal itu dibuktikan lewat keinginan besar yakub untuk mendapatkan Berkat Ilahi  dari Ishak Ayahnya. Namun disisi lain harus diakui  bahwa yakub tidak memiliki pengenalan yang benar terhadap Allah yang disembahnya. pemahaman Yakub tentang Allah masih terbilang samar, bahkan  masih terkontaminasi dengan paham dan kepercayaan yang berlaku saat itu, yakni mempercayai adanya banyak allah ( Politeisme ). Hal tersebut  disebabkan  karena sebelumnya Allah tidak pernah memperkenalkan Nama diri Allah secara spesifik.  Peristiwa Betel adalah peristiwa yang mengubah arah berpikir yakub tentang Allah yang sesungguhnya, karena disinilah Allah menyatakan Nama diri Allah kepada Yakub. Perhatikan Ayat dibawah ini :
TB :
“Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” ( Kejadian 28:12-13 )

Gen 28:12  וַֽיַּחֲלֹ֗ם וְהִנֵּ֤ה סֻלָּם֙ מֻצָּ֣ב אַ֔רְצָה וְרֹאשֹׁ֖ו מַגִּ֣יעַ הַשָּׁמָ֑יְמָה וְהִנֵּה֙ מַלְאֲכֵ֣י אֱלֹהִ֔ים עֹלִ֥ים וְיֹרְדִ֖ים בֹּֽו׃

    wayyaḥălōm wəhinnēh sullām muṣṣāḇ 'arəṣāh wərō'šô maggîʿa haššāmāyəmāh wəhinnēh malə'ăḵê 'ĕlōhîm ʿōlîm wəyōrəḏîm bô

Gen 28:13  וְהִנֵּ֨ה יְהוָ֜ה נִצָּ֣ב עָלָיו֮ וַיֹּאמַר֒ אֲנִ֣י יְהוָ֗ה אֱלֹהֵי֙ אַבְרָהָ֣ם אָבִ֔יךָ וֵאלֹהֵ֖י יִצְחָ֑ק הָאָ֗רֶץ אֲשֶׁ֤ר אַתָּה֙ שֹׁכֵ֣ב עָלֶ֔יהָ לְךָ֥ אֶתְּנֶ֖נָּה וּלְזַרְעֶֽךָ׃

    wəhinnēh yəhwāh niṣṣāḇ ʿālāyw wayyō'mar 'ănî yəhwāh 'ĕlōhê 'aḇərāhām 'āḇîḵā wē'lōhê yiṣəḥāq hā'āreṣ 'ăšer 'attāh šōḵēḇ ʿālệhā ləḵā 'ettənennāh ûləzarəʿeḵā


perlu di pahami bahwa LAI menterjemahkan “YAHWEH” dengan kata “TUHAN” yang semuanya terdiri dari Huruf Kapital. Sedangkan   “Elohim “ diterjemahkan menjadi  “Allah”. Kata “Elohim” yang diterjemahkan menjadi “Allah” dalam teks ini  bersifat Jamak, bukan Nama diri Allah melainkan Gelar/Predikat. Sedangkan kata “YAHWEH” yang diterjemahkan sebagai “TUHAN” (semuanya Huruf Kapital) merupakan nama diri Allah. Contohnya kata “Presiden Jokowi”, “Presiden” adalah sebutan Umum yang menunjuk pada Gelar, sedangkan  “Jokowi” adalah Nama diri dari sang Presiden.  Bila diterjemahkan dengan benar, maka kejadian 28:13 berbunyi :

Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah YAHWEH, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” ( Kejadian 28: 13 )

 Berdasarkan uraian diatas, Penulis hendak menjelaskan bahwa apa yang diucapkan Yakub didalam nasarnya tidak memiliki kaitan dengan adanya kemungkinan bahwa Yakub hanya akan memberikan Persepuluhan jika Tuhan menolong dia,  melainkan pengambilan sebuah sikap dengan membangun sebuah “Komitmen”  untuk  menjadikan TUHAN  (YAHWEH) sebagai Allahnya . Adalah hal yang sangat mungkin  bahwa sebelum peristiwa Betel  Yakub telah sering memberikan persepuluhan karena diajarkan oleh Ishak Ayahnya.  Kita tau bahwa Abraham  Orang yang pertama kali dicatat dalam Alkitab yang memberikan Persepuluhannya (Kejadian 14:20), sehingga sangat mungkin Abraham mengajarkan hal tersebut kepada Ishak Anaknya,  dan selanjutnya Ishak mengajarkan hal tersebut  kepada Yakub anaknya. Karena bila dianalisa dengan baik kalimat Yakub,  terlihat jelas bahwa Persepuluhan bukan hal yang baru bagi Yakub. Karena itu penulis berkeyakinan bahwa sebelum peristiwa Betel Yakub telah sering mempraktekan Persepuluhan, hanya saja bagi  Yakub apa yang dilakukannya (Pemberian Persepuluhan) tidak berdasarkan pada Iman yang benar  karena masih terkontaminasi dengan Politeisme, dimana Allah tidak dikenalnya dengan benar melainkan Samar, Namun Ketika Tuhan menempakan diri dan memperkenalkan Nama dirinya secara jelas, maka Yakub berjanji akan menjadikan TUHAN (YAHWEH)   sebagai Allahnya, dan memberikan persepuluhannya  kepada Allah yang menyatakan diri kepadanya.



B.     Bagaimana Rumusan Perhitungan Persepuluhan

Pada Prinsipnya pemberian Persepuluhan adalah 10% dari total pendapatan/ hasil  yang kita dapat.  Misalnya jika kita mendapatkan berkat Rp. 1.000.000 (Satu Juta Rupiah), maka Persepuluhan yang harus kita berikan adalah Rp. 100.000 (Seratus Ribuh Rupiah) dan jika kita seorang peternak Kambing lalu kemudian Kambing kita ber’anak 10 Ekor Anak Kambing, Maka yang harus kita berikan sebagai Persepuluhan adalah 1 Ekor Anak Kambing. Perhatikan ayat dibawah ini :

                Imamat  27:32  (Terjemahan Baru) :
Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.  
                       
Im 27:32   (Terjemahan Ibrani)
וְכָל־מַעְשַׂ֤ר בָּקָר֙ וָצֹ֔אן כֹּ֥ל אֲשֶׁר־יַעֲבֹ֖ר תַּ֣חַת הַשָּׁ֑בֶט הָֽעֲשִׂירִ֕י יִֽהְיֶה־קֹּ֖דֶשׁ לַֽיהוָֽה׃
    wəḵāl-maʿəśar bāqār wāṣō'n kōl 'ăšer-yaʿăḇōr taḥaṯ haššāḇeṭ hāʿăśîrî yihəyeh-qqōḏeš layhwāh

  hasil ternak kita bertambah 10 EkorPertanyaan ini sering dilontarkan oleh Para Penentang Persepuluhan, yang bagi Penulis sendiri , pertanyaan ini terkesan terlalu  mengada-ada. Jika cara Perhitungan Persepuluhan kemudian dipermasalahkan, maka yang digugat oleh mereka (Penentang Persepuluhan) bukan hanya soal Relevan atau tidaknya penerapan Persepuluhan dalam  Gereja, melainkan juga, Logis atau tidaknya Perintah Persepuluhan itu sendiri 
Untuk menunjukan ketidak logisan dalam Perhitungan Persepuluhan, beberapa dari penentang Persepuluhan kemudian memberikan Contoh Kasus sebagai berikut :

Gambaran/Contoh Kasus Pertama :
-          Jika Pak Andi memiliki 2 Ekor Domba betina, dan beberapa bulan kemudian secara bersamaan kedua Domba tersebut ber’anak, dan jumlah Anak Domba tersebut adalah 17 Ekor Anak Domba, maka berapa Ekor Anak Dombakah yang harus diberikan Persepuluhan..??

Gambaran/Contoh Kasus Kedua :
-          Jika dalam seminggu Pak Andi mendapatkan Keuntungan dari hasil Usahanya  sebesar Rp.2.530.200 (Dua Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Dua Ratus Rupiah maka persepuluhan yang harus diberikan seharusnya adalah Rp.253.020 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Dua Puluh Rupiah)  maka dari manakah kita bisa mendapatkan pecahan dua Puluh Rupiah...??

Gambaran atau Contoh kasus diatas jelas tidak didasari oleh pemahaman yang benar mengenai Persepuluhan. harus di ingat bahwa jumlah 10% yang harus kita berikan dari seluruh penghasilan yang kita dapat merupakan perhitungan Minimalnya. Maka jika persepuluhan yang seharusnya kita berikan berjumlah  Rp. 253.020 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Dua Puluh Rupiah) tidak ada salahnya jika kemudian  kita memberikanya menjadi Rp.254.000 (Dua Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah) kita tidak harus dibingungkan untuk mencari 20 Rupiahnya.


Selasa, 26 Januari 2016

SEJARAH GPDI

Saat ini GPdI memiliki lebih dari 30 Sekolah Alkitab (termasuk beberapa STT) yang ada di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Dari sekolah-sekolah ini, setiap tahun ribuan pekerja baru diterjunkan dalam ladang Tuhan. Sekolah-sekolah Alkitab GPdI tersebut (disebutkan dari ujung paling barat Indonesia) antara lain: SA Purbasari, SA Nias, SA Tanjung Pinang, SA Pekan Baru, SA Palembang, SA/STT Lampung, STTP Jakarta, SA/STT Cianjur, SA/STA Salatiga, SA Beji-Batu, STA Jember, SA Kupang, SA Pontianak, SA Palangkaraya, SA Balikpapan, SA Malino, SA Tanatoraja, SA Kendari, SA Tentena, SA Langowan, SA Airmadidi, STT El-Shadday Manado, SA Sahu-Ternate, SA Ambon, SA Biak, SA Merauke, SA Manokwari, SA Wamena, SA dan luar negeri: STT El-Shadday di New Jersey serta STT Harvest-Hati Elok di Seoul, Kor-Sel untuk menjangkau ladang-ladang setempat.
Luar Negeri
Kalau 85 tahun yang lalu gerakan Pantekosta hadir di Indonesia atas benih yang datang dari Amerika, maka kini hamba-hamba Tuhan dari GPdI telah banyak menaburkan benih-benih Firman Tuhan di Amerika dan beberapa negara yang lain. Mereka antara lain: Pdt. Yohanis Ticoalu (Washington DC), Pdt. Polke Koyongian (New Jersey), Pdt Timotius Suwiji (New York), Pdt. Emmanuel Tendean (Philadelphia), Pdt. Seivi Mawuntu (New Hampshire), Pdt Albert Awuy (Springfield-Newark), Pdt. Jacob Siwi (Atlanta), Pdt. Hanny Tilaar (Philadelphia), dan pada belasan kota lainnya di East-Coast Amerika.
Kemudian: Pdt. Moody Ratu (Pamona, LA), Pdt. Raymond Lamandy (Hollywood, CA), Pdt. Ventje Singkoh (Market Street, San Fransicsco), Pdt. Johanis Suwuh (Seattle), Pdt. Otto Hutapea (Denver-Colorado), Pdt.Ny.Simanungkalit (Las Vegas) dan dibelasan kota lain East-Coast Amerika. Pdt. Max Meiruntu (Ermington-Sydney-Australia), Pdt. Jerry Sanger (Gold-Coast, Queensland), Pdt. Yani Luntungan (Perth), Pdt. Ruth Lumangkun (Fulham Gardens-South Australia), Pdt. Bastian Kastanya (Brisbane), dan lain-lain.
Perwakilan di Belanda: Pdt. Christian Lettalay (Nijmegen), perwakilan di Korea: Pdt. Johanes Pratowarso (Seoul), perwakilan Singapore (Pdt. Paul Runkat), Timor Leste Pdt. Laurens Kambey (Dili). GPdI juga memiliki beberapa misionaris di beberapa negara ASEAN seperti: Thailand, Kamboja, dll.
Interdenominasi
Dalam mewujudkan kebersamaan antar gereja-gereja aras nasional maka GPdI menyalurkan aspirasinya melalui lembaga PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pantekosta Indonesia). Bahkan GPdI dapat dikatakan sebagai motor atau ikon dari lembaga ini, karena sejak terbentuknya tahun 1979, Ketua Umum PGPI yang dahulu bernama DPI (Dewan Pantekosta Indonesia), selalu dipegang oleh tokoh-tokoh GPdI seperti Pdt. A. H. Mandey dan Pdt. M.D. Wakkary. Tahun 2003 dalam Mubes PGPI di Wisma Kinasih, Bogor, GPdI melepaskan kepemimpinannya untuk memberi kesempatan kepada yang lain dan waktu itu terpilih Pdt. Suhandoko Wirhaspati (Ketua Umum GBI saat itu) sebagai Ketua Umum PGPI (2003-2008).
Pada tatanan regional: GPdI menjalin hubungan dengan berbagai lembaga dan gerakan Pantekosta di negara-negara Asia Pasifik. Satu diantaranya adalah PAM (Pentacostal Asia Mission) yang melakukan pertemuannya 2 tahun sekali. Dalam konferensi di Bangkok tahun 2004, Pdt. A.H. Mandey (Ketua Umum GPdI) terpilih sebagai Presiden dari PAM. Itu sebabnya GPdI menjadi tuan rumah atas PAM Conference 2006 yang diadakan di Manado tanggal 11-14 September 2006.
Pada level global, GPdI bermitra dengan Foursquere Gospel Church di Amerika yang memiliki hubungan kerja sama luas dengan berbagai gereja Pantekosta di seluruh dunia. GPdI tercatat sebagai anggota yang ke-145 dari Foursquere International Churches (FIC). Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 2006, Foursquere Church mengadakan Konferensi Internasional di Hotel Hilton, Washington DC, USA. Rombongan dari GPdI mendapat aplaus khusus dalam pertemuan ini. Tahun 2007, Konferensi yang sama, rencananya akan diadakan di kota Yerusalem.
Permulaan GPdI di beberapa daerah
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara adalah daerah Kristen karena mayoritas penduduknya beragama Kristen. Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) adalah gereja yang terbesar di seluruh pelosok Minahasa. Namun Injil sepenuh melalui Pinkster Kerk (sekarang GPdI) menembus daerah ini. Dengan menumpang kapal motor ”Van der Hagen” dua orang pemuda utusan Injil bernama A. Tambuan dan J. Repi tanggal 13 Maret 1929 mendarat di pelabuhan Manado. Kedatangan mereka telah diketahui terlebih dahulu oleh beberapa anak Tuhan, karena Tuhan telah memberitahukan kedatangan mereka melalui nubuat yang diucapkan saudara D. Kalangi. Tanggal 14 Maret 1929 mereka tiba di Langowan dan diterima dengan sukacita oleh keluarga W. Saerang.
Langowan, sebuah kota Kecamatan, mendapat kehormatan Injil sepenuh melalui pemberitaan Pinkster Kerk. Kebaktian perdana dihadiri oleh 40 orang. Tuhan bekerja dengan heran. Saudara W. Saerang mendapat kepercayaan Tuhan karena Injil Pantekosta diberitakan di rumahnya. Pada kesempatan itu, sdr. Alexius Tambuan pulang ke kampung halamannya di Tambelang, dan sdr. Julianus Repi ke Ranomea, maka di masing-masing tempat tersebut mereka juga memberitakan Injil sepenuh. Pada tanggal 1 Desember 1929 diadakan baptisan air perdana bagi mereka yang telah percaya Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Baptisan air diikuti oleh 42 orang yang terdiri dari 14 orang dari Langowan dan 28 orang dari Ranomea Amurang.
Pada tanggal 8 November 1929 Keluarga J. Lumentak tiba dari Surabaya dan mendarat di pelabuhan Amurang, dan pada bulan yang sama tiba pula sdr. E. Lesnussa dan pada awal tahun 1930 datang pula hamba Tuhan Keluarga Albert Jocom. Barisan utusan-utusan Allah untuk pemberitaaan Injil di Sulawesi Utara menjadi makin kuat. Mereka menyebar ke berbagai pelosok Minahasa dan memberitakan Injil dalam kuasa dan uarapan Roh Kudus. Tahun 1933 datang pula Pdt. Runtuwailan dan sdr. L.A. Pendelaki ke Sulawesi Utara untuk memperkuat barisan hamba-hamba Allah. Untuk strategi perkembangan selanjutnya, sdr. Julianus Repi mengadakan kursus Latihan Pengerja di Winebetan Langowan, kursus ini dimulai pada tahun 1947 dan telah menghasilkan banyak pengerja. Hampir 250 orang pernah berada di bawah didikannya. Pdt. J. Repi seorang pendidik yang keras dan disiplin, namun pelayanannya sangat diberkati Tuhan. Salah seorang anak asuh yang sampai saat ini masih bertahan adalah Pdt. A.S. Kaawoan yang menjadi Pemimpin Sekolah Tinggi Alkitab (STA) Langowan. Atas jasa-jasa Ibu Etik Pendeki maka di Sulawesi Utara didirikan ”Panti Asuhan” yang pertama dengan lokasi Airmadidi.
Kepulauan Sangir Talaud
Adapun perintis kabar Pantekosta di kepulauan Sangir Talaud adalah Ibu Pdt. Saripada. Ia memulai pekerjaan di Manganitu, sebuah desa di Sangir Besar. Kemudian disusul dengan kedatangan kel. PIANG TJOEN HONG yang meneruskan pekerjaan yang pernah dirintis oleh Ibu Saripada. Pdt. Piang TH kemudian membuka pekabaran Injil di Tahuna (Ibukota Kabupaten Sangir Talaud). Kel. Piang TH sangat menderita dalam hidupnya. Piring makannya dari seng dan kaleng menjadi tempat minumnya. Ia sangat menderita karena Injil, sampai ia mati. Kemudian datang keluarga Pdt. D. L. Masie melanjutkan perjuangan Pdt. Piang TH.
Sedang pada bulan September 1948 datang ke Manganitu Tahuna serombongan para pendeta dari Manado yaitu: Pdt. S.J. Sito, Pdt. C.M. Elias, Pdt.C.A. Lahinda dan eks angkatan 1 Sekolah Alkitab Langowan sdr. S. Sriyoto dengan accordionnya. Lawatan ini dilanjutkan ke P. Siau dan ditempat ini mereka mengadakan kebaktian perdana, kemudian mereka pulang ke Manado. Rupanya Roh Tuhan menggerakkan hati sdr. S. Sriyoto pada tanggal 8 Desember mendarat di Hulu Siau. Maka pada tanggal 11 Desember 1948 sdr. Stefanus Sriyoto dengan resmi memulai pelayanan di Hulu Siau. Kebaktian dimulai dengan dengan Kebaktian Sekolah Minggu dan ia memainkan accordionnya supaya banyak membantu mengerahkan massa di Siau. Maka segera dimulai kebaktian orang dewasa juga. Hingga pada bulan Januari 1949 sudah terdapat 50 anak dan orang dewasa yang mengikuti kebaktiannya. Dan sesudah 3 bulan diadakan baptisan air bagi 13 jiwa. Puji Tuhan. Tahun berikut dibuka kebaktian di Pehe, dan tahun berikutnya lagi dibuka kebaktian di Ondong.
Sulawesi Tenggara
Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Alkitab di Langowan tahun 1956, sdr. Thomas Wlinggi kembali dan berpraktek dibawah asuhan Pdt. E. Lesnussa di Ujungpandang. Kemudian ia mengadakan pelayanan di kota Pinarang (dekat Pare-pare) pada tahun 1958 lalu ke Polwali, Bone, Waka, Benteng, dan Perkasanda (daerah Bugis). Namun ia terpanggil membuka Pelayanan di Sulawesi Tenggara. Karena itu dari Bone ia menerobos ke desa Pamelah Dewa Dewi. Perintisan di tempat ini dimulai dengan bercocok tanam ubi kayu. Di tempat ini Allah menunjukkan mujizat-Nya. Sebuah gubuk kecil 3 x 4 m dibangun untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah dan sebagian untuk tempat berteduh dengan 3 anaknya. Mujizat terjadi pula di tempat ini, orang mati didoakan bangkit kembali dan 13 dibaptis air. Gereja direnovasi dengan dinding bambu, kemudian direnovasi lagi hingga ukuran gereja 8 x 19 m, semi permanen. Dari tempat ini ia mengembangkan sayap dan membuka pelayanan di Langori, Towua 11, Hukohuko, Tinondo, Taoree Sp 111, Toare Sp 11, Welulu, Transad, Wolo. Sekarang di Sulawesi Tenggara sudah ada lebih dari 60 sidang jemaat.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah ini adalah daerah istimewa yang diperintah oleh Sri Sultan. Kota ini juga dijuluki ”kota gudek” dan ”kota mahasiswa/pelajar.” GPdI Yogyakarta mulai diperkenalkan ketika Pdt. S.I.P. Lumoindong membuka kebaktian pertama tahun 1928 di jalan Ngupasan. Kemudian antara tahun 1928-1930 tempat kebaktian dipindahkan ke Jalan Gondomanan dan Jalan Yudonegaran, dipimpin Pdt. Abkaude dibantu Pdt. Johan Van der Lip dan adiknya Pdt. Piet Van der Lip.
Pada tahun 1931 dengan memakai nama De Pinkster Gemeente pindah lagi ke Ngadiwinatan dan empat tahun kemudian pindah ke Poncowinatan dilayani Pdt. Theunis Andriesse. Ternyata di tempat baru itu hanya bertahan beberapa bulan dan kemudian dipindah lagi ke Ronodigdayan menempati rumah kecil yang sangat sederhana.
Melihat keadaan yang menyedihkan itu, seorang ibu anggota gereja bernama Ny. Smith yang suaminya bekerja sebagai pegawai tinggi pada Perusahaan kereta Api telah membuka sendiri Kebaktian De Pinkster Gemeente di jalan Sindunegaran pada tanggal 20 Agustus 1935 seorang tokoh pengusaha bis Go Djoen Bok mengusahakan rumah yang lebih strategis di Jl. Tugu Kulon (sekarang Jl. P. Diponegoro) no 28 hingga sekarang. Sedang tempat kebaktian di Ronodigdayan kerana keuangan gereja yang lemah dibanding dengan gereja di Tugu Kulon kemudian dipindahkan ke Bausasran Kidul di bawah pimpinan Pdt. Christ Van Thiel. Antara tahun 1935-1936 dibuka lagi dua gereja masing-masing oleh Pdt. Johan Van der Lip dengan nama Pinkstervreugd di Jl. Ngupasan dan Pdt. Piet Van der Lip dengan nama Pinksterzending di Sosrowijayan. GPdI Sosrowijayan sekarang digembalakan oleh Pdt. Samuel Suwondo yang melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Pdt. Petrus Suwondo.
De Pinkster Gemeente di Bausasran semakin berkembang sehingga pada tahun 1937 tempat kebaktian tidak bisa menampung jemaah dan dipindahkan ke Jl. Lempuyangan-Wangi 15 (sekarang Jl. Hayam Wuruk). Pembantu pendeta pada waktu itu ada 5 orang, salah seorang diantaranya adalah The Kiem Koei (R. Gideon Sutrisno). Pada waktu Perang Dunia II dan masa Revolusi tahun 1943-1946 keempat gereja yang ada yaitu De Pinkstervreugd, Pinksterzending, De Pinkster Kerk (Gereja Pantekosta di Tugu Kulon) dan Gereja Pantekosta di Jl. Lempuyangan-Wangi bergabung menjadi satu dibawah pimpinan Pdt. R. Gideon Sutrisno. Sejak saat itu hanya ada 2 gereja yakni di Lempuyangan dan Tugu Kulon, keduanya dipimpin Pdt. Joe Tjien Gwan dari Solo yang diajak bekerja sama oleh Pdt. R.Gideon Sutrisno. Dan pada tahun 1946 didirikan Majelis Gereja Pantekosta Yogyakarta.
Pada masa pendudukan Belanda tahun 1948-1949 Pdt. The Kiem Koei pergi ke Jakarta untuk mengikuti Musyawarah Besar GPdI. Karena Yogyakarta sebagai ibukota RI waktu itu dinyatakan tertutup, Pdt. The Kiem Koei tinggal di Jakarta dan Semarang selama 6 bulan. Ia baru dapat masuk kembali ke Yogyakarta pada tanggal 27 November 1949, namun sebagian besar anggota jemaat sudah banyak yang mengungsi. Anggota jemaat gereja mulai berkembang pesat antara tahun 1955-1958 sehingga tempat kebaktian yang ada dirasakan tidak mampu lagi menampung anggota dan mulailah dibentuk panitia pembangunan gedung gereja dan berhasil membeli rumah / tanah di Jl. Hayam Wuruk 20 (GPdI Hayam Wuruk). Setelah peletakan batu pertama tanggal 19April 1959 oleh kemurahan Tuhan hanya dalam waktu 8 bulan gedung gereja itu selesai dibangun dan ditahbiskan pada tanggal 13 Desember 1959 oleh pengurus Pusat Pdt. E. Lesnussa.
Gereja baru itu ternyata terus berkembang semakin pesat dan sekarang setiap minggu diadakan Kebaktian 3 kali. Itupun belum mampu menampung semua anggota jemaat sehingga muncul pikiran dan harapan baru untuk mencari tanah yang lebih luas dan membangun gedung gereja yang lebih besar. Berkembangnya GPdI di Yogyakarta ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah cabang-cabang yang ada di DIY dan sekitarnya. Mengutip Mazmur 127:1 ”Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, niscaya sia-sialah orang membangunnya.” Alm. Pdt. R. Gideon Sutrisno optimis berkat pimpinan Roh Kudus akan selalu menyertai gerejanya.
Sumatera
Pulau ini lebih dikenal dengan istilah ”Pulau Perca” dan Injil Pantekosta juga menerobos pulau ini, pada tahun 1936 seorang bekas pelaut kapal Belanda de Twaief de provinsi bernama Purba setelah bertobat di Surabaya, membawa Injil Pantekosta ke Tanah Karo. Melalui beliau lahir pimpinan-pimpinan seperti D.M. Sinukaban dan Sinuhadji.
Sedangkan Paul Counstan Simanjuntak pada tahun 1938 datang dari Palembang memberitakan Injil ke Tanah Tapanuli. Kebaktian dimulai di kota Balige. Kemudian muncul sdr.Lukas Sibuarian, Renautus Siburian, W.F. Siahaan dan lain-lain.
Di Medan pada tahun 1939 didirikan Sekolah Alkitab oleh Ray Jakson dari USA kemudian datang sdr. A.E. Siwi menginjil Tebing Tinggi dan buah-buah yang nyata adalah sdr. Lubis yang kemudian memberitakan Injil ke Lubuk Linggau.
Untuk lebih mempercepat penginjilan di Sumatera pada tahun 1958 didirikan Sekolah Alkitab di Pematang Siantar. Namun oleh karena sesuatu hal, maka Sekolah Alkitab Pematang Siantar ditinggalkan di Purbasari dan diresmikan oleh Pdt. A.H. Mandey. Dari Sekolah Alkitab ini telah keluar hamba-hamba Tuhan yang bekerja di seluruh Sumatera. Pdt. A. E. Siwi memunyai jasa besar untuk Injil Pantekosta di Sumatera Utara, Selatan, Padang, Palembang, dan sekitarnya juga Sumatera Barat.
Lampung
Tahun 1933 Tuhan mengutus Pdt. A.E. Siwi (ayah dari J.K. Siwi) untuk membawa injil sepenuh ke Sumatera Selatan dan Lampung. Pekerjaan Tuhan telah ditekuni dengan gigih. Tahun 1934 sdr. F.L.Tobing, Pdt. Lahinda, Pdt. W.K.Simanjuntak dan Pdt. Tampubolon datang untuk membantu pekerjaan Tuhan di Lampung. Untuk mengatur strategi perkembangan, Pdt. A.E.Siwi memusatkan pelayanan di Palembang sedangkan pekerjaan Tuhan di Teluk Betung sejak 1937 diserahkan kepada Pdt. Hutagalung.
Pdt. Hutagalung pada tahun 1941 berangkat ke Nederland dan pekerjaan di Teluk Betung digembalakan oleh Pdt. Kana Sukono. Beliau seorang hamba Tuhan yang berdedikasi doa puasa untuk mempertahankan pekerjaan Tuhan sampai akhir hayat pada 11 Februari 1988. Kevakuman ini telah diisi oleh Majelis Pusat dengan penempatan Pdt.D.A. Supit sebagai gembala sidang Bandar Lampung. Rupanya angin segar menimpa jemaat di Bandar Lampung dengan gembala baru bangkitlah semangat jemaat untuk membangun gereja yang cukup besar dan megah menghiasi kota Bandar Lampung. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh sdr. D.A. Supit, seperti pepatah berkata, ”Tempalah besi selagi panas.” Maka D.A. Supit yang memang pernah merintis Sekolah Alkitab Ternate langsung mendorong jemaat untuk membangun Sekolah Alkitab Bandar Lampung. Maka dengan semangat menggebu-gebu jemaat membangun Bangunan sekolah 3 tingkat yang megah.
Pdt. Hutagalung dibantu sdr. Kana Sukono pada 1937-1941 merintis pelayanan di Gisting. Pdt. Kana Sukono adalah hamba Tuhan yang aktif sehingga tahun 1950 dengan bantuan Pdt.P.P.L.Simanjuntak membuka pelayanan di Metro. Tahun 1951 dari Metro, Pdt. Kana membuka pelayanan di Kota Bumi dan pada tahun 1952 membuka pelayanan di Kota Agung. Sedangkan sdr. Pdt..M.Kadim tahun 1951 membuka pelayanan di Talang Padang. Tahun 1959-1964 Pdt. N.W. Karundeng membuka pelayanan di Tanjung Karang, kemudian diserahkan kepada putranya ke-7 yakni Pdt. H.E. Karundeng yang menggembalakan jemaat ini hingga kini. Kita bersyukur karena saat ini telah ada lebih dari 250 jemaat-jemaat di Provinsi Lampung.
Riau
Pendeta muda Jan Lumentak mendarat di Pelabuhan Tanjung Pinang, Pulau Bintan. Ditempat inilah kabar Pantekosta diberitakan dengan gigihnya. Sementara ejekan dan olokan terus menimpa, datanglah Pdt.W.H.Bolang mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Sdr. Jan Lumentak meneruskan misi Allah dan tahun 1960 ia mengawali pekebaran Injil di Tg. Balai/Karimun dan Meral. Pada 13 Juni 1964 membuka ladang baru di Dabo Singkep termasuk Desa Raya, Penuba.
Barisan penginjilan diperkuat dengan datangnya Pdm.G.F. Palit dan istri di Dabo Singkep termasuk Desa Raya, Penuba tahun 1960 dan membuka ladang baru di Tanjung Pinang kemudian di Kijang, Injil Kerajaan Allah terus meluas, Tahun 1962 Pdm. G.F. Palit membuka ladang baru di Tanjung Uban.
Allah bekerja terus dengan datangnya para hamba Tuhan menginjili Riau. Tahun 1966, Pdm. MSJ. Sibarani dan keluarga tiba di Pekan Baru meneruskan pelayanan yang sudah dirintis oleh Pdm. Kastanya dan Pdm. J.R. Djong. Januari 1971 Pdt. Yoram Katuhe dan keluarga membuka di Selat Panjang dan Pdt. Robert J. Kumayas dan keluarga datang dan merintis ladang baru di Riau Daratan yaitu kota Dumai. Kota pelabuhan minyak ini diserbu Injil Kristus. Dari tempat ini, Pdt. Robert mengembangkan sayap ke Sinaboy, Sei Pakning, Morini, Bukit Timah dan Purnama, Rupat.
Kupang
Pada tahun 1935 Pdt. Siloi datang merintis pekerjaan Tuhan di Kupang, disusul sdr. Tuela, sdr. Pattyradjawane dan sdr. W.F.L.Tobing selesai menempuh pendidikan NIBI 1940 ke Teluk Betung dan 1942 ke Kupang.
Kalimantan Timur
Pada bulan Maret 1927 sdr. Groeneveld seorang pegawai doane di Balikpapan mulai mengadakan persekutuan doa/kebaktian rumah tangga. Pada tahun 1930 Pdt. Debur datang dan memberitakan Injil di kota ini juga. Kemudian disusul Pdt. Pattyradjawane lalu datang pula Pdt. Wassel.
Kalimantan Barat
Setelah selesai pendidikan di Nederlandche Indie Byble Institut Surabaya pada tahun 1938, sdr. J.M.P Batubara Sr membuka ladang baru di Lahat, dan dari sini ia merintis pekerjaan Tuhan di Lubuk Linggau namun pada bulan April 1940 Tuhan gerakkan hatinya untuk pekabaran Injil di Pontianak. Tuhan memberkati pekerjaan-Nya di Pontianak dan Singkawang ditinggalkan. Ini terjadi pada tanggal 26 Januari 1942.
Kalimantan Selatan
Pelopor Injil sepenuh yang patut dicatat untuk daerah ini adalah sdr. Pattiradjawane disusul sdr. Graaftal kemudian sdr. J.J.Walewangko pegawai BPM, disusul pula sdr. Liem Hwa Seng.
Irian Jaya
Sdr. Yonathan Itar adalah pelopor Injil sepenuh di kepulauan yang luas ini. Perjuangan beliau sangat berhasil, sehingga saat ini telah ada lebih dari 350 gereja Pantekosta di Irian Jaya. Ditempat ini juga ada Sekolah Alkitab untuk mendidik calon hamba Tuhan.
Maluku
Penduduk di tempat ini mayoritas bergama Kristen, namun kehidupan kekristenan di daerah ini adalah agama nenek moyang. Tahun 1926 sdr. Nanlohy mulai memberitakan Injil sepenuh di Amahasa dengan mengalami banyak tantangan. Kemudian datang sdr. Kipur, sdr. Tumbel disusul sdr. Yocom, sdr. Yoop Seloey dan sdr. Rikihen. Dengan demikian Injil sepenuh menjalar ke berbagai pelosok Maluku.

Susunan Pengurus Pusat GPdI Tahun 2012-2017

BULETIN WILAYAH XI

Mubes ke 32 di Manado
I. MAJELIS PERTIMBANGAN ROHANI
  • Ketua : Pdt. John Rompas
  • Wakil Ketua : Pdt. Yoopy Silooy
  • Sekretaris : Pdt. B.B Kadang
  • Anggota :
    • Pdt. Gerson Waromi
    • Pdt. Soemaryanto
    • Pdt. Johanes A Moniaga
    • Pdt. Hein Watuseke
II. MAJELIS PUSAT
  • Ketua Umum : Pdt. DR. Markus Daniel Wakkary
  • Ketua I : Pdt. J.E Awondatu
  • Ketua II : Pdt. DR. Freddy Pattirajawane
  • Ketua III : Pdt. R.T Kastanya
  • Ketua IV : Pdt. DR. W.D Saerang
  • Sekretaris Umum : Pdt. Adi Sudjaka MTh
  • Sekretaris I : Pdt. Harry S Gultom
  • Sekretaris II : Pdt. Joseph Sudana Minandar
  • Bendahara Umum : Pdt. Hendrik Runtukahu
  • Bendahara I : Pdt. Noch Mandey MTh
  • Bendahara II : Pdt. Andareas U.H
Departemen-departemen
  • Departemen Peningkatan Penggembalaan : Pdt. M.P.H Bolang
  • Departemen Pertumbuhan Jemaat Lokal : Pdt. Danny Roemokoij
  • Departemen Pengijilan : Pdt. F.D Rewah MTh Pdt. Metusalah Maury
  • Departemen Pendidikan dan Pelatihan : Pdt. DR. L. Lapian MA
  • Departemen Organisasi dan Kelembagaan : Pdt. D.J Surbakti Pdt. Samuel Karundeng
  • Departemen Pelayanan Warga Jemaat : Pdt. Herry Pelealu Pdt. Thomas Runkat
  • Departemen Pelayanan Sosial : Pdt. Efrayim A Da Costa
  • Departemen Pemuda : Pdt. DR. Herry Lumatouw
  • Departemen Wanita : Ibu Pdt. Yvonne Indrya Lantu Awuy
  • Departemen Luar Negeri : Pdt. Loedewijk Saerang
  • Ketua Badan Misi/Pelayanan Lintas Budaya : Pdt. J.K Siwi
  • Ketua Badan Penerbitan : Pdt. Danny Roemokoij
  • Wakil Ketua : Pdt. Stefanus Hadi Prayitno
  • Ketua Badan Pengawas Keuangan : Pdt. D.G Memah
  • Wakil Ketua : Pdt. Stefanus Kafiar
  • Ketua Badan Penelitian/Perkembangan : Pdt. Yos Hartono
  • Wakil Ketua : Pdt. Charles Simamora
  • Ketua Badan Pelayanan Multimedia : Pdt. Marcus Rumampuk
  • Wakil Ketua : Pdt. Jootje Poluan
SUSUNAN PERSONALIA KOMISI PUSAT, DEPARTEMEN & BADAN PELAYANAN:
Komisi Pelayanan Anak Pantekosta (PELNAP):
  • Ketua : Pdt. Sherly Tololiu Rumimpunu, STh (DKI Jakarta)
  • Wakil Ketua : Pdt. Hardi Halim (Takalar, Sulawesi Selatan)
  • Sekretaris : Susan L.E. Malino, SPsi (Magelang, Jawa Tengah)
  • Bendahara : Ida Tjempaka Juwana (Sidoarjo, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Pdt. Maryam Purba, SE (Kalimantan Tengah)
    • Ibu Fenny Parassa Zebua (Tanjung Pinang, Kepri)
    • Ibu Evita P. Barahama (DKI Jakarta)
    • Pdt. Deborah Awuy (Manado, Sulawesi Utara)
    • Ir. Djoko Santoso (DKI Jakarta)
    • Pdt. Daniel P Martono (Cikarang, Jawa Barat)
    • Pdt. Yuni Winata (Tangerang, Banten)
    • Bp. Stefanus Nurdin (Bogo, Jawa Barat)
    • Pdt. Rachel Sari Lianny (Tangerang, Banten)
    • Pdt. Dra. Nonche Lagarense (Poso, Sulawesi Tenggara)
Komisi Pelayanan Remaja Pantekosta (PELRAP)
  • Ketua : Pdt. David Jerry Posumah (Kupang, NTT)
  • Wakil Ketua I : Bp. Sotar Mastada Gultom, Ssi, MDiv (Palembang, Sumatera Selatan)
  • Wakil Ketua II : Pdt. Carlen Awuy (Sidoarjo, Jawa Timur)
  • Sekretaris : Pdt. Dr. Samuel Sianto MTh (Malang, Jawa Timur)
  • Wakil Sekretaris I : Pdt. Oswald J. Mumu, STh (Kupang, NTT)
  • Wakil Sekretaris II : Pdt. John O.E. Tiwa (Tokin, Sulawesi Utara)
  • Bendahara : Pdt. Samuel Bolang (DKI Jakarta)
  • Wakil Bendahara I : Pdt. Brando A. Lumatauw (DKI Jakarta)
  • Wakil bendahara II : Sdr. Benny Hira, SE (DKI Jakarta)
  • Anggota :
    • Pdt. Drs. Max L Tamon Mhum (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdm. Hizkia Eliakim Surbakti, STh, MA (DKI Jakarta)
    • Helga Awondatu Bahari (Denpasar, Bali)
    • Drg. Hanna Sylvia Sitompul (Medan, Sumatra Utara)
    • Pdt. Harmoko Samodra (Malang, Jawa Timur)
    • Pdt. Tonny Wuysang, SH, STh (Tondano, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Berthy Motulo (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Venty Hardy Sayouw (Tangerang, Banten)
    • Pdt. Herman J.H.Rantung (DKI Jakarta)
    • Pdt. Jantje Haurissa (DKI Jakarta)
    • Pdt. Jakob Albert Muntu (DKI Jakarta)
    • Pdm. Ekklesia Benyamin Tumundo, SPdk (Tenggarong, Kalimantan Timur)
    • Pdt. Jerry F.Tiwa, MTh (Rantepao, Sulawesi Selatan)
    • Pdt. Michael Waromi, SH, Msi (Jayapura, Papua)
Komisi Pelayanan Pemuda Pantekosta (PELPAP):
  • Ketua : Pdt. Herry Lumatauw (Tangerang, Banten)
  • Wakil Ketua I : Pdt. Hanny S. D. Awuy (Manado, Sulawesi Utara)
  • Wakil Ketua II : Pdt. Robert Runtukahu (Surabaya, Jawa Timur)
  • Sekretaris : Pdt. Willem Jefta Kastanya (Bogor, Jawa Barat)
  • Wakil Sekretaris I : Pdm. Florence Kandouw (DKI Jakarta)
  • Wakil Sekretaris II : Pdt. Haezar Sumual MA, MTh (Manado, Sulawesi Utara)
  • Bendahara : Pdm. Vera Patita Siwi, SE (Palembang, Sumatra Selatan)
  • Wakil bendahara : Pdm. Timothy Urbane SKom (DKI Jakarta)
  • Anggota :
    • Pdt. Nemo M. Bahari (Denpasar, Bali)
    • Pdt. Timotius Agus Suryanto M.Th (Salatiga, Jawa Tengah)
    • Pdt. Hanry Donald Waworuntu SKom, STh, MA (Malang, Jawa Timur)
    • Pdt. Elisa Daniel Poluakan (DKI Jakarta)
    • Pdt. Andi Malau (Medan, Sumatera Utara)
    • Pdt. Rudy Tommy Kalangie (Banyuwangi, Jawa Timur)
    • Pdt. Boy Markus Dawir (Jayapura, Papua)
    • Pdt. Ronny Luwuk, STh (Minahasa, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Allan Parangan (Batam, Kepri)
    • Pdt. Jonathan Soeharto, SH (Kuta, Bali)
    • Pdt. Andreas Tairas (Bogor, Jawa Barat)
    • Pdt. Hezky Rorong (Bekasi, Jawa Barat)
    • Pdt. Joel Steven Karamoy (Balikpapan, Kal-Tim)
    • Pdt. Erol Mamahani (Winangun, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Samuel S.K. Lassa, STh (Tentena, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Ariel Palese (Luwuk, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Calvin Waworuntu STh (Sorong, Papua)
    • Pdt. Semuel Pangalo (Gorontalo)
    • Pdt. Christian VS Tumbel, ST, MTh (Samarinda, Kal-Tim)
Komisi Pelayanan Wanita Pantekosta (PELWAP):
  • Ketua : Pdt. Lenny Wakkary (Medan, Sumatra Utara)
  • Wakil Ketua : Pdt. Yenny Kastanya (Bogor, Jawa Barat)
  • Sekretaris : Pdt. Anneke Saerang (DKI Jakarta)
  • Wakil Sekretaris : Pdt. Rita Sujaka (Malang, Jawa Timur)
  • Bendahara : Pdt. Mieke Mandey (Surabaya, Jawa Timur)
  • Wakil Bendahara : Pdt. Agnes Runtukahu (Surabaya, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Pdt. Elisabeth Minandar (Tegal, Jawa Tengah)
    • Pdt. Olvin Pangkey Ticoalu (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Marice N. Fakdawer (Papua Barat)
    • Pdt. Jekline Kumambouw, STh (Sorong, Papua)
    • Pdt. Lanny Lumatauw (Tangerang, Banten)
    • Pdt. Femmy M. Sanger Supit (Bandar Lampung)
    • Pdt. Theresia Gho Fun Djin (Palembang, Sumatera Selatan)
    • Pdt. Sisca Lydia Rumampuk (Malang, Jawa Timur)
    • Pdt. Lilyana Andreas (DKI Jakarta)
    • Pdt. Theresia Pandelaki Tendean (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Paula Pelealu Tampongangoy (Balikpapan, Kalimantan Timur)
    • Pdt. Intan br Sitepu (Surabaya, Jawa Timur)
dan Istri-istri MP lainnya
Komisi Pelayanan Pria Pantekosta (PELPRIP):
  • Ketua : Pdt. Rudy Herman Tumbel, STh (Samarinda, Kalimantan Timur)
  • Wakil Ketua I : Pdt. Anthon Litha STh (Bandung, Jawa Barat)
  • Wakil Ketua II : Pdt. Victor Sumlang (Kupang, NTT)
  • Sekretaris : Pdt. Marsahala Hutagalung (Banten)
  • Wakil sekretaris : Pdt. Petrus Sihombing (DKI Jakarta)
  • Bendahara : Pdt. Moody Wenas (Manado, Sulawesi Utara)
  • Wakil Bendahara : Pdt. Rochyadi Admaja (Kesamben, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Pdt. Samuel Angkouw, STh, MPdk (Glenmore, Jawa Timur)
    • Pdt. Frans Voege (Klaten, Jawa Tengah)
    • Pdt. Sontje Sorongan (Canggu, Bali)
    • Pdt. Noldy Reynold Tuwo (Sorong, Papua)
    • Pdt. Johny Saerang (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Januri Lumingkewas (Tomohon, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Adjaib Martohardjo, STh (Blitar, Jawa Timur)
    • Pdt. Ferry Y. Tinamberan (Pati, Jawa Tengah)
    • Pdt. John Lumenta (DKI Jakarta)
    • Pdt. Meydi Rumeser (Banyuwangi, Jawa Timur)
    • Pdt. Yance Rumbayan (Bekasi, Jawa Barat)
    • Pdt. David Numberi, STh (Sorong, Papua)
    • Pdt. Johnson E. S. Welley (Surabaya, Jawa Timur)
    • Pdt. Benny Sueny (Jayapura, Papua)
    • Pdt.Bram Pongoh (DKI Jakarta)
    • Pdt. Joppy E. Sembung (DKI Jakarta
    • Pdt. Marthen Schalwyk (Rengas Dengklok, Jawa Barat)
    • Pdt. Inyo Waroka (DKI Jakarta)
    • Pdt. Washington Simamora (Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
    • Pdt. Budisatyo Tanihardjo, MA (Singosari, Jawa Timur)
    • Pdt. Yusak Imam Susanto, MPdk (Prigen, Jawa Timur)
    • Pdt. Denny N. Tololiu STh (Gorontalo)
Pelayanan Profesi dan Usahawan Pantekosta (PELPRUP):
  • Ketua : Bp. Capt. Albertus J. D. Korompis (DKI Jakarta)
  • Wakil Ketua I : Bp. Ir. Petrus Eddy Susanto (Medan, Sumatra Utara)
  • Wakil Ketua II : Bp. Sasmito Tjoe (DKI Jakarta)
  • Sekretaris : Bp. James R. Panggabean (DKI Jakarta)
  • Wakil Sekretaris I : Pdt. Ir. Farry Liwe (Manado, Sulawesi Utara)
  • Wakil Sekretais II : Pdt. Timotius Kereh (Manado, Sulawesi Utara)
  • Bendahara : Bp. Andrias Nelwan (Karawang, Jawa Barat)
  • Wakil Bendahara I : Bp. Teddy Tjahya (Karawang, Jawa Barat)
  • Wakil Bendahara II : Bp. Ir. Cawir Ginting (Depok, Jawa Barat)
  • Anggota :
    • Ibu Mey Tanos (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Ibu Corry Ema Medah (Kupang, NTT)
    • Pdt. Dr. Simon Kostoro (Malang, Jawa Timur)
    • Bp. Yohanes Hanafiah (Balikpapan, Kalimantan Timur)
    • Bp. Taufik Rian (Surabaya, Jawa Timur)
    • Bp. Wira Saptari (Karawang, Jawa Barat)
    • Bp. Stefanus (DKI Jakarta)
    • Ibu Sandra Wauran (Manado, Sulawesi Utara)
    • Bp. Indra Wongkar, SE (Palu, Sulawesi tengah)
    • Pdt. David Tallo (Sorong, Papua)
    • Pdt. Ellyion Numberi (Papua)
    • Pdt. Lukas Dawir (Papua)
Pelayanan Anak Hamba-hamba Tuhan Pantekosta (PELAHAT):
  • Ketua : Pdt. Franklin Paul Lumoindong (Sidoarjo, Jawa Timur)
  • Wakil Ketua I : Bp. Johnny Rep Awondatu (Cianjur, Jawa Barat)
  • Wakil Ketua II : Pdt. Ir. Peter F.Y. Tumbelaka (DKI Jakarta)
  • Sekretaris : Pdt. Samuel Zakka, SE, MM, MTh, DTh© (Kendari, Sulawesi Tenggara)
  • Wakil Sekretaris I : Pdt. David Saerang (DKI Jakarta)
  • Wakil Sekretaris II : Pdt. Ferdinand Rompas (Sukabumi, Jawa Barat)
  • Bendahara : Pdt. Johan Mark Evan Supit (Teluk Betung, Lampung)
  • Wakil Bendahara : Kezia Wakkary (Medan, Sumatra Utara)
  • Anggota :
    • Pdt. Yoshua Kastanya (Bogor, Jawa Barat)
    • Pdt. Nogi Rundengan (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Ronny F. P. Sumual, STh (Suluun, Sulawesi Utara)
    • Pdm. Albert N. Kurniawan (DKI Jakarta)
    • Pdt. Yudhi Herlianto Murid (DKI Jakarta)
    • Pdt. Richard Lapian, MA (Kawangkoan, Sulawesi Utara)
    • Juliana Christel de Costa (Makassar, Sulawesi Selatan)
    • Pdt. Paulus S. Tampongangoy, SE (Balikpapan, Kalimantan Timur)
    • Pdt. Christian David Wurangian, STh (Gorontalo)
    • Pdt. Daniel George Memah (Jimbaran, Bali)
    • Pdt. Zefanya Indrawan Waluyo, STh (Madura, Jawa Timur)
    • Fanya Bolung (Batam, Kepri)
    • Pdt. Ir. Kornelius D. Luwuk (Pontianak, Kalimantan-Barat)
    • Pdt. Rhein Wotulo, STh (Suluun, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Timotius Michael Litha (Bandung, Jawa Barat)
Komisi Pelayanan Mahasiswa Pantekosta (PELMAP):
  • Ketua : Pdt. Ir. Tommy Sihite (Palangkaraya, Kal-Teng)
  • Wakil Ketua : Bp. Ir. Randy Marimbunna (Batam, Kepri)
  • Sekretaris : Pdm. Miryam E.S Tumundo Siar, SPd. (Tenggarong, Kal-Tim)
  • Wakil Sekretaris : Pdm. Edward Wawolangi (Manado, Sulawesi Utara)
  • Bendahara : Christian Nataleo Tendean, BComm (Parigi, Sulawesi Tengah)
  • Wakil Bendahara : Pdt. Varsen Mamahani (Cipanas, Jawa Barat)
  • Anggota :
    • Pdt. Bertilom Harahap, STh, MA (Palangkaraya, Kal-Teng)
    • Pdt. Moody Rumondor, STh (Tangerang, Banten)
    • Pdt. Vinky Jusuf daCosta (Makassar, Sulawesi Selatan)
    • Pdt. Evan Pangkey (Manado, Sulawesi Utara)
    • Sdr. Hizkia Purwoko (DKI Jakarta)
    • Sdr. Kristian Bolung (Batam, Kepri)
    • Sdr. Gerry L. Besow (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Alexander M. V. Ticoalu (Kupang, NTT)
    • Pdt. Moody Tambuwun (Medan, Sumatra Utara)
Komisi Pelayanan Penginjilan Pantekosta (PELPIP):
  • Ketua : Pdt. Franky Rewah (Parigi, Sulawesi Tengah)
  • Wakil Ketua I : Pdt. Metusaleh P.A. Maury (Jayapura, Papua)
  • Wakil Ketua II : Pdt. Dolfie Rantung, MTh (DKI Jakarta)
  • Sekretaris : Pdt. Ignatiu Jeremiah (Kendal, Jawa Tengah)
  • Wakil Sekretaris : Pdt. Markus Sigalingging (Palu, Sulawesi Tengah)
  • Bendahara : Pdt. J.Haskey AG Bangguna (Palu, Sulawesi tengah)
  • Wakil Bendahara : Pdt. Ventje Lukar, STh (Manado, Sulawesi Utara)
  • Anggota :
    • Pdt. Herman Pangalo, STh (Surabaya, Jawa Timur)
    • Pdt. Markus Tumbelaka, MTh (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Welly Roem, STh (Wamena, Papua)
    • Pdt. Teddy R. Sondakh (Minahasa, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Hari Mulyono MTh(Pasuruan, Jawa Timur)
    • Pdt. M. Marolop Sihombing (Banyumas, Jawa Tengah)
    • Pdt. Hengky Tohea (Pemalang, Jawa Tengah)
    • Pdt. Yavet Montalili (Magelang, Jawa Tengah)
    • Pdt. P.B. Ompusunggu, STh (Brastagi, Sumatra Utara)
    • Pdt. Mance Maniku (Blitar, Jawa Timur)
    • Pdt. Eddy Pongoh (DKI Jakarta)
    • Pdt. P Leonardus Manullang, STh (Pelalawah, Riau)
    • Pdt. Melky Arobaya (Tangerang, Banten)
    • Pdt. Wempy Makahindah (DKI Jakarta)
    • Pdt. Ir. Franky Mewengkang, STh, MA (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Hadi Susanto, SE, STh (Semarang, Jawa Tengah)
    • Pdt. John Keintjem (Cinere, Jawa Barat)
    • Pdt. Yakobus P. Polii (Pontianak, Kalimantan Barat)
    • Bp. Andrie Tandean (Parigi, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Ferry Mamangkey (Lahat, Sumatra Selatan)
    • Pdt. Ferne W. Rombot (Jayapura, Papua)
    • Pdt. Ferry F. Rawis, STh (Kalimantan Timur)
    • Pdt. Franky Turangan (Jawa Barat)
    • Pdt. Sirdjon Palese (Kalimantan Tengah)
    • Pdt. Dance Wulur (DKI Jakarta)
    • Pdt. Jos Harolo Zatya (Bunaken, Sulawesi Utara)
    • Ibu Dorce Wagiu (Palu, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Nathanael R. Parassa (Kijang, Kepri)
    • Pdt. Ruddy J.Mumu, STh (DKI Jakarta)
    • Pdt. Roy V. Sumolang (Bandung, Jawa Barat)
    • Pdt. Ferry Senewe (Manado, Sulawesi Utara)
    • Verdinan Patras, SE, STh (DKI Jakarta)
Departemen Peningkatan Penggembalaan:
  • Ketua : Pdt. M.P.H. Bolang (DKI Jakarta)
  • Wakil Ketua : Pdt. Adrian Saroinsong (Pondok Gede, Jawa Barat)
  • Sekretaris : Pdt. Theofilus Purwanto, STh, MA (DKI Jakarta)
  • Bendahara : Pdm. Raymond Fernando Pakasi (Sidoarjo, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Pdt. Daniel Sarwono (Bengkulu)
    • Pdt. Matheos Sumaa (Manado, Sulawesi Utara)
Badan Misi/Pelayanan Lintas Budaya:
  • Ketua : Pdt. J.K. Siwi (Palembang, Sumatra Selatan)
  • Wakil Ketua : Pdt. Nus Kesek (Manado, Sulawesi Utara)
  • Sekretaris : Pdt. Miracle J.D. Awuy (Manado, Sulawesi Utara)
  • Wakil Sekretaris : Pdm. Shierly A. Siwi (Palembang, Sulawesi Utara)
  • Bendahara : Pdt. John Simanjuntak (Metro, Lampung)
  • Anggota :
    • Pdt. H.E. Silaen (Teluk Betung, Sumatra Selatan)
    • Pdt. Ronald E. Mussu, MTh (DKI Jakarta)
    • Pdt. Samuel Prapto Raharjo (Katingan, Kalimantan Tengah)
    • Pdt. Marten Samuel Limandra (Palembang, Sumatra Selatan)
    • Sdr. Jeff Gideon Minandar (Tegal, Jawa Tengah)
Departemen Luar Negeri:
  • Ketua : Pdt. Lodewyk Saerang (Bekasi, Jawa Barat)
  • Anggota :
    • Klaudia Wakkary (Medan, Sumatra Utara)
    • Pdt. David Waromi (Jayapura, Papua)
    • Maherschallal Tanok (DKI Jakarta)
    • Pdm. Glen Rewah (DKI Jakarta)
    • Pdt. Edwin Katuuk (USA)
    • Pdt. Roy Korompis (Israel)
    • Vidia M. Tallo Korompis (Israel)
    • Pdt. Albert Ticoalu (USA)
Badan Pelayanan Multimedia Pantekosta:
  • Ketua : Pdt. Marcus Rumampuk (Malang, Jawa Timur)
  • Wakil Ketua : Pdt. Jootje Poluan (Makassar, Sulawesi Selatan)
  • Sekretaris : Pdt Chemuel Watulingas, MTh (Tangerang, Banten)
  • Wakil Sekretaris I : Pdm. IIona Karamoy, MTh (Malang, Jawa Timur)
  • Wakil Sekretaris II : Pdt. Samuel Zakka, SE, MM, MTh, DTh© (Kendari, Sulawesi Tenggara)
  • Bendahara : Pdt. Josep Takarendehang (Manado, Sulawesi Utara)
  • Wakil Bendahara : Pdt. Sucipto Lubis (Medan, Sumatra Utara)
  • Anggota :
    • Pdt. Mesly Henry T. Polii, SKom, STh (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Sammy Palit (Garut, Jawa Barat)
    • Bp. Dennie Kristian (Padalarang, Jawa Barat)
    • Bp. Abednego Hartanto (DKI Jakarta)
    • Pdt. Drs. Viktor D.J. Pantow, MTh (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. N. Suratinoyo (DKI Jakarta)
    • Bp. Eko Nugroho MBA (Ungaran, Jawa Tengah)
    • Bp. Ir. Djoko Santoso (DKI Jakarta)
    • Bp. Djaya Wiguna (Cikarang, Jawa Barat)
    • Bp. Ishak Fredy Wuwung (Bogor, Jawa Barat)
    • Pdt. Carlen Awuy (Sidoarjo, Jawa Timur)
    • Pdt. Haezar Sumual MA, MTh (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Ricky Ondang (Manado, Sulawesi Utara)
    • Bp. Marcus Maelissa (Depok, Jawa Barat)
    • Pdt. Freddy Tabalujan (Vancouver, Canada)
    • Pdt. Hanny Pongoh (USA)
Badan Penelitian dan Pengembangan:
  • Ketua : Pdt. Drs. Yos Hartono, MHum (Yogyakarta)
  • Wakil Ketua : Pdt. Charles Simamora, MA (Surabaya, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Dr.Ir. Alan F. Koropitan, SPsi, Msi (Bogor, Jawa barat)
    • Dr. Ir. Soetjipto Moeljono, Msi (Manokwari, Papua)
    • Pdt. J. Budi Supeno, STh, MMis (Tuban, Jawa Timur)
Badan Penerbit Pantekosta:
  • Ketua : Pdt. Danny Roemokoij, MMin (Pare, Jawa Timur)
  • Wakil Ketua : Pdt. Stefanus Hadi Prayitno, MTh (Malang, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Pdt. Richardo Nainggolan, STh (Surabaya, Jawa Timur0
    • Pdt. Rachel Supeno (Tuban, Jawa Timur)
    • Sdr. Agus Basuki (Pare, Jawa Timur)
    • Pdt. Mehry Renaldo Mamahit (Pare, Jawa Timur0
Departemen Sosial:
  • Ketua : Pdt. Efrayim A. daCosta (Makassar, Sulawesi Selatan)
  • Anggota :
    • Pdt. Daniel W. Enggar (Palembang, Sumatra Selatan)
    • Pdt. Eddy Budiawan (Cianjur, Jawa Barat)
    • Pdt. John Robert S. Awuy (Tondano, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Welly Samuel Lagarense (Poso, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Melki Pattiasina (Timika, Papua)
Departemen Pertumbuhan Gereja:
  • Ketua : Pdt. Danny Roemokoij MMin (Pare, Jawa Timur)
  • Anggota :
    • Pdt. Drs. Richard Raintama, STh, MA (Palu, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Stefanus Hadi Prayitno, MTh (Malang, Jawa Timur)
    • Pdt. Edwin Sumilat (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Jacob Eko Christianto (Magetan, Jawa Timur)
Departemen Pendidikan dan Pelatihan:
  • Ketua : Pdt. Dr. L. Lapian (Kawangkoan, Sulawesi Utara)
  • Anggota :
    • Pdt. Dr. Yan Lumempow, MTh (Comal, Jawa Tengah)
    • Pdt. Dr. Benny Y. Tambuwun, MM, MTh, Dmin, Ed.D (Jakarta )
    • Pdt. H. Lolaen, STh (Ambon, Maluku)
    • Pdt. Dr. Eddy Kaawoan (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. Dr. Donny Heryanto, MTh (Jember, Jawa Timur)
    • Pdt. Yahya Lesmana, MTh (Muntilan, Jawa Tengah)
    • Pdt. Prof. Dr. J. F. Senduk, STh, MPd (Manado, Sulawesi Utara)
    • Pdt. DR. Hanny Ticoalu, MTh (Poso, Sulawesi Tengah)
    • Pdt. Dr. Ruddy F. Makal, MTh (DKI, Jakarta)
Badan Pemeriksa Keuangan:
  • Ketua : Pdt. Dolfie G. Memah (Tabanan, Bali)
  • Wakil Ketua : Pdt. Stefanus Kafiar (Papua)
  • Anggota :
    • Pdt. Prof. DR. David Paul Saerang, SE (Manado, Sulawesi Utara)
    • Bp. Kawi Armiyasa, SE, MTh (Mataram, NTB)
    • Bp. Rama Premono Sudjarwo, BSc (DKI Jakarta)
    • Pdt. Jusak Setio Putro (Kudus, Jawa Tengah)
    • Bp. Tony Christianto, SE (Palangkaraya, Kalimantan